Aksi Tapa Bisu di Candi Mendut Magelang: Seniman Petani Berdoa untuk Kedamaian Indonesia
- Pemkab Magelang
Komunitas Lima Gunung menggelar aksi tapa bisu di Candi Mendut untuk berdoa agar situasi sosial dan politik di Indonesia segera pulih, damai, dan tentram. Aksi ini penuh khidmat
Viva, Banyumas - Di tengah ketegangan sosial dan politik yang terjadi di Indonesia, para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung memilih cara berbeda untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pada Kamis petang (4/9/2025), mereka menggelar aksi tapa bisu di Candi Mendut, Magelang.
Aksi ini bukan hanya sekadar protes, namun merupakan doa dan harapan bagi Indonesia agar segera pulih dari gejolak sosial yang terjadi. Berbeda dengan aksi-aksi demo yang kerap disertai kericuhan, para seniman petani memilih cara yang lebih khidmat dan penuh makna.
Mereka mengenakan kostum putih sebagai simbol kedamaian, berkeliling di sekitar Candi Mendut sambil membawa oncor (penerang bambu).
Setelah berkeliling, mereka berhenti di depan tangga candi untuk melakukan doa bersama, berharap Indonesia kembali damai, tenang, dan sejahtera. Sujono, Ketua Komunitas Lima Gunung, menyampaikan bahwa aksi tapa bisu ini adalah bentuk doa mereka agar situasi di Indonesia segera pulih.
"Kami para seniman berdoa agar situasi di Indonesia segera pulih seperti sedia kala, damai, tenang, dan tentram," ujar Sujono dilansir dari Pemkab Magelang. Tapa bisu, yang telah lama menjadi tradisi para seniman ini, merupakan bentuk pengorbanan batin untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan memohon kedamaian.
Selain doa bersama, para seniman juga membawa berbagai tema Festival Lima Gunung yang telah digelar sebelumnya, sebagai simbol dari perjalanan panjang budaya dan perjuangan mereka dalam menyampaikan pesan-pesan perdamaian.
Sih Agung Prasetyo, salah satu anggota komunitas, menambahkan bahwa Candi Mendut dipilih sebagai lokasi doa karena relief-relief yang ada di candi tersebut mengajarkan kegigihan, kepasrahan, dan sikap rendah hati, nilai-nilai yang ingin mereka sampaikan kepada bangsa Indonesia.
"Relief-relief di Candi Mendut mengajarkan kepada manusia tentang kegigihan, kepasrahan, dan tidak boleh sombong. Candi ini juga sangat dekat dengan Studio Mendut, sumber dari Pustaka Lima Gunung," jelas Sih Agung.
Dengan pemilihan tempat yang sarat dengan nilai budaya dan spiritual, aksi ini semakin mendalam maknanya. Meskipun dalam diam, aksi tapa bisu ini mengandung pesan kuat yang tidak hanya ditujukan kepada masyarakat, tetapi juga kepada para pemimpin bangsa.
Seniman petani dari Komunitas Lima Gunung berharap bahwa doa mereka bisa menjadi bagian dari upaya membangun kembali kedamaian dan harmoni di Indonesia.
Melalui aksi ini, Komunitas Lima Gunung ingin mengingatkan kita semua tentang pentingnya kedamaian, persatuan, dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah situasi yang penuh ketegangan. Aksi tapa bisu ini menjadi contoh unik bagaimana seni dan budaya dapat menjadi saluran bagi pesan perdamaian dalam kehidupan sosial dan politik