Mahasiswa Trisakti Jimmy Colin Tantang DPR: Saat Anak Miskin Tewas Karena Cacingan, DPR Malah Rayakan Kenaikan Gaji

Mahasiswa Trisakti kritik DPR RI di Senayan
Sumber :
  • Youtube DPR RI

Tragedi Affan Kurniawan yang meninggal karena krisis ekonomi memicu kritik mahasiswa Trisakti. DPR dituding abai saat rakyat menderita namun gaji pejabat justru naik

Biaya Komunikasi DPR Rp20 Juta Bikin Heboh, Publik Pertanyakan Tunjangan Biaya Komunikasi Dengan Rakyat Kok Sebesar Itu

Viva, Banyumas - Ironi sosial kembali mencuat ketika kisah tragis seorang anak bernama Affan Kurniawan menjadi sorotan publik. Affan meninggal dunia akibat krisis ekonomi keluarganya. Di tengah kondisi memilukan itu, DPR RI justru disorot karena merayakan kenaikan gaji bagi para anggotanya. Kondisi ini mendapat kritik tajam dari Perwakilan Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti, Jimmy Colin.

Dalam pertemuan dengan pimpinan DPR RI di kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025), Jimmy menyampaikan bahwa tragedi Affan adalah bukti nyata kegagalan negara dalam menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rincian Gaji dan Tunjangan DPR yang Dipangkas Jadi Rp 65,5 Juta Usai Tunjangan Perumahan Dihapus, Kunker Dimoratorium

“Bagaimana seorang anak bisa meninggal dengan keluar cacing karena krisis ekonomi, sementara anggota dewan mendapat hadiah berupa kenaikan gaji? Ini adalah ironi yang menusuk nurani,” tegas Jimmy dilansir dari laman Youtube DPR RI.

Menurutnya, kesenjangan yang semakin lebar antara pejabat negara dan rakyat kecil tidak bisa dibiarkan. Di satu sisi, pejabat menikmati peningkatan kesejahteraan, fasilitas, hingga tunjangan, sementara masyarakat miskin harus berjuang untuk sekadar bertahan hidup.

Begini Nasib Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya Usai Dinonaktifkan Partai dari Keanggotaan DPR RI

Jimmy juga mendesak DPR RI agar segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset dalam waktu 30 hari.

RUU ini dinilai sebagai langkah penting untuk mengembalikan kekayaan negara yang dikorupsi dan digunakan kembali demi kepentingan rakyat.

“RUU perampasan aset adalah pintu untuk menghadirkan keadilan sosial. Jangan biarkan rakyat terus jadi korban kemiskinan sementara aset negara dinikmati segelintir elit koruptor,” tambahnya.

Kritik mahasiswa Trisakti ini mendapat perhatian publik, mengingat sejarah panjang kampus tersebut sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.

Aksi moral tersebut dianggap sebagai pengingat bahwa DPR memiliki tanggung jawab besar terhadap rakyat, bukan sekadar memperjuangkan kepentingan diri sendiri.

Pengamat politik menilai kritik ini mewakili suara mayoritas masyarakat yang geram dengan ketimpangan kesejahteraan. Naiknya gaji anggota DPR di saat ekonomi rakyat melemah dinilai dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif.

Kini, sorotan publik tertuju pada langkah DPR RI. Akankah mereka merespons desakan mahasiswa dan masyarakat dengan mengesahkan RUU perampasan aset, atau justru tetap asyik dengan fasilitas dan kenaikan gaji yang mereka nikmati? Tragedi Affan Kurniawan telah membuka mata banyak pihak.

Ia bukan hanya korban krisis ekonomi, melainkan simbol dari kegagalan negara dalam melindungi rakyat kecil. Pertanyaan yang tersisa: apakah DPR berani berubah demi rakyat, atau membiarkan ironi ini berulang kembali?