Panas! Ronald Sinaga Sindir Deddy Sitorus Soal Rakyat Jelata Usai Demo Besar: Rumah Masih Aman Bang

Ronald Sinaga sindir Deddy Sitorus usai demo besar
Sumber :
  • instagram @brorondm

Ronald Sinaga sindir Deddy Sitorus soal pernyataannya tentang rakyat jelata. Isu gaji DPR memicu reaksi keras publik usai demo besar berlangsung di berbagai daerah

Demo Besar Indonesia Disorot Dunia: YouTuber Daryl Solis Bongkar Fakta Mengejutkan

Viva, Banyumas - Isu kenaikan gaji anggota DPR kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataan kontroversial Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Deddy Sitorus, viral di media sosial. Dalam sebuah diskusi televisi, Deddy menegaskan bahwa gaji anggota DPR tidak bisa dibandingkan dengan rakyat kecil seperti tukang becak maupun buruh.

Ucapan itu sontak menuai kritik luas, salah satunya datang dari aktivis Ronald Sinaga. Ronald Sinaga melalui akun media sosialnya melontarkan sindiran tajam kepada Deddy Sitorus. Ia menilai pernyataan tersebut tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat, terutama setelah gelombang demo besar yang terjadi di berbagai daerah Indonesia belakangan ini.

Efek Pati Mengguncang Jatim, Khofifah Terancam Demo Besar 3 September 2025 di Surabaya

Menurut Ronald, membandingkan gaji DPR dengan BUMN tanpa mempertimbangkan beban ekonomi rakyat jelata justru semakin memperlebar jurang ketidakpercayaan antara wakil rakyat dan konstituennya.

Kontroversi bermula saat presenter televisi Zilvia Iskandar mempertanyakan soal kenaikan gaji DPR yang dianggap kontras dengan kebijakan pemerintah memberlakukan iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) kepada pegawai bergaji UMR.

Ahmad Luthfi Bahas Kondisi Pati Usai Demo Besar, Pemprov Turunkan Tim Pemantau

Menanggapi hal itu, Deddy menyebut perbandingan DPR dengan buruh atau tukang becak adalah “sesat logika”. Pernyataan ini memicu gelombang kritik di ruang publik. Netizen menilai, justru rakyat kecil yang seharusnya mendapat pembelaan.

Ronald Sinaga kemudian menegaskan bahwa seorang legislator semestinya mampu memahami kesulitan rakyat dan berbicara dengan empati, bukan seolah menempatkan diri di atas mereka. Isu tersebut kian menguat setelah demo besar yang digelar buruh dan mahasiswa terkait berbagai kebijakan pemerintah.

Halaman Selanjutnya
img_title