Pedagang Alun Alun Purwokerto Kecewa: Demo Bikin Dagangan Laku, tapi Malah Ricuh dan Rusak Fasilitas Umum

Pedagang kecewa demo ricuh Purwokerto
Sumber :
  • Tiktok @nofiyantoalifiand

Demo ricuh di Purwokerto bikin pedagang kecewa. Meski dagangan laku, aksi anarkis dinilai menghilangkan makna aspirasi dan merusak fasilitas umum

Geger! Sebanyak 16 Ekor Ayam Potong Raib Dicuri Pelaku Gunakan Motor di Wiradesa Pekalongan

Viva, Banyumas - Aksi unjuk rasa di depan Pendopo Si Panji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (30/8/2025), berakhir ricuh dan meninggalkan kekecewaan mendalam bagi warga sekitar. Meski sempat membawa keuntungan bagi pedagang kecil di Alun-Alun Purwokerto, kericuhan yang terjadi justru mengaburkan makna dari penyampaian aspirasi masyarakat.

Salah satu pedagang kaki lima, Yuni, mengaku biasanya menyambut baik setiap kali ada aksi unjuk rasa di alun-alun. Menurutnya, keramaian membuat dagangannya lebih laku. Namun kali ini, ia merasa kecewa karena unjuk rasa berlangsung di luar kendali.

Bupati Banyumas Buka Event Olahraga 'Tour Of Baturraden 2025', Bisa Jadi Acara Tahunan

“Aku sih senang kalau ada demo karena daganganku terjual. Cuma tadi banyak anak kecil ikut unjuk rasa, jadi enggak damai, malah bikin rusuh. Itu yang disayangkan,” ujar Yuni dilansir dari antara.

Ia menambahkan, massa mahasiswa yang berniat menyampaikan aspirasi secara damai akhirnya gagal karena situasi sudah dipicu oleh kelompok massa lain yang bertindak anarkis. Kondisi tersebut berbeda dengan demonstrasi sebelumnya yang relatif aman dan tertib.

Reschedule Sky Lantern Serenade 2025: Malam Lebih Syahdu Menanti di Purwokerto Catat Tanggal Terbarunya

“Biasanya demo itu damai, kondusif, dan aspirasinya tersampaikan. Kali ini kok malah begini? Itu yang bikin heran,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Rahmat, warga yang datang hanya untuk menyaksikan jalannya aksi. Ia menilai unjuk rasa yang seharusnya menjadi sarana menyampaikan aspirasi berubah menjadi ajang kerusuhan.

“Ini beda banget dari demo-demo sebelumnya, terlalu anarkis. Kalau mau demo ya damai saja, sampaikan aspirasi tanpa merusak,” tegas Rahmat.

Kericuhan tersebut tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga menimbulkan kerusakan fasilitas publik di sekitar alun-alun. Warga menyesalkan bahwa tujuan awal aksi, yaitu menyuarakan keadilan dan kepentingan masyarakat, menjadi tertutup oleh ulah segelintir orang yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang.

Aspirasi tetap bisa disampaikan dengan cara damai tanpa harus mengorbankan ketertiban dan fasilitas umum. Menurut warga, aksi damai lebih efektif untuk didengar pemerintah ketimbang kericuhan yang hanya menimbulkan kerugian.

Demo di Purwokerto kali ini menjadi pelajaran penting bahwa menjaga kondusivitas adalah kunci agar aspirasi masyarakat benar-benar tersampaikan.

Pedagang seperti Yuni yang awalnya berharap mendapat berkah dari keramaian, justru pulang dengan rasa kecewa karena kericuhan mengubah suasana yang seharusnya positif menjadi menegangkan.

Dengan demikian, warga menekankan perlunya komitmen semua pihak untuk menjaga aksi tetap damai. Hanya dengan cara itu aspirasi murni rakyat bisa benar-benar didengar, tanpa tercoreng oleh tindakan anarkis