OTT KPK Bukan Jebakan, Silfester Ungkap Aib Gelap Immanuel Ebenezer

Silfester tegaskan OTT Noel bukan jebakan
Sumber :
  • instagram @immanuelebenezer

Silfester Matutina menilai OTT KPK terhadap Noel bukan rekayasa. Ia membeberkan dugaan pemerasan, janji jabatan fiktif, hingga aliran dana haram Rp3 miliar

Jenazah Yetty Wijaya Ditemukan Membeku, Keluarga Ungkap Penyakit yang Diderita

Viva, Banyumas - Kasus operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer alias Noel, memunculkan reaksi keras dari berbagai pihak.

Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina, menegaskan bahwa penangkapan tersebut bukan jebakan politik, melainkan hasil penyelidikan mendalam lembaga antirasuah. Menurut Silfester, sepak terjang Noel sudah lama menjadi sorotan.

Immanuel Ebenezer Bantah Terjaring OTT KPK, Ketua KPK Beri Respons Menohok

Ia menilai, praktik Noel kerap merugikan banyak pihak, baik sebelum menjabat sebagai pejabat publik maupun setelah menduduki kursi strategis di pemerintahan.

"Bahkan sejak lama, Noel sering meminta uang dengan iming-iming jabatan atau proyek. Banyak orang sudah tertipu," ungkap Silfester dilansir dari tvonenews.

OTT KPK Seret Wamenaker Noel, Sindiran Pedas Netizen: Tuntut Hukuman Mati Sesuai Janjimu

Lebih lanjut, Silfester mengungkap dugaan adanya aliran dana haram yang masuk ke rekening Noel setelah ia dilantik sebagai Wakil Menteri. Dari catatan KPK, sekitar Rp3 miliar diduga mengalir hanya dalam waktu singkat, yakni sejak Oktober hingga Desember 2024.

Dana tersebut disebut terkait pungutan liar dalam pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Akibat praktik itu, biaya pengurusan sertifikat K3 melonjak drastis dari Rp270 ribu menjadi Rp6 juta. Kondisi ini dinilai sangat memberatkan masyarakat dan dunia usaha.

"KPK sudah menyita rekening hingga kendaraan mewah hasil praktik korupsi Noel. Jadi jelas ini bukan rekayasa," tambah Silfester.

Tak hanya itu, Silfester juga menyinggung rekam jejak kontroversial Noel, termasuk ketika hadir sebagai saksi dalam persidangan mantan Sekretaris Umum FPI, Munarman. Kehadiran Noel saat itu menuai kritik karena dinilai janggal dan memunculkan dugaan adanya bayaran untuk kesaksiannya.

Dengan terbongkarnya kasus ini, Silfester mengapresiasi langkah KPK yang dinilainya berhasil menyelamatkan uang rakyat. Ia berharap lembaga antirasuah terus konsisten dalam melawan praktik korupsi tanpa pandang bulu.

"Untuk KPK, teruslah berbuat baik dengan melawan para koruptor yang menghisap darah rakyat kecil," pungkasnya.

Kasus Noel menjadi peringatan keras bahwa jabatan publik harus digunakan untuk melayani masyarakat, bukan memperkaya diri sendiri. Transparansi dan integritas menjadi kunci utama menjaga kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan