Tukang Las di Cirebon Keluhkan PBB Naik dari Rp380 Ribu Jadi Rp2,3 Juta
- pexel @pixabay
Produktivitas Lahan Tak Dipertimbangkan
Yayat juga menyoroti cara penetapan NJOP yang hanya melihat lokasi tanpa memperhatikan produktivitas lahan.
Menurutnya, rumah di pinggir jalan memang dinilai lebih tinggi karena dianggap produktif, tetapi kenyataannya tidak semua lahan memberikan keuntungan.
“Orang bilang kalau rumah pinggir jalan itu produktif. Tapi kenyataannya tidak. Malah kalau ada mobil berhenti di depan rumah saya, justru bikin macet,” ujarnya. Hal ini membuat banyak warga merasa kebijakan kenaikan PBB hanya memukul rata tanpa analisis yang mendalam.
Beban Berat bagi Warga Kecil
Akibat lonjakan PBB tersebut, Yayat mengaku belum bisa melunasi tagihan pajaknya. Sebagai buruh harian, ia lebih mengutamakan kebutuhan keluarga daripada membayar pajak yang melonjak.
“Buat makan keluarga sehari-hari saja kadang harus dipikirkan, apalagi membayar PBB setinggi itu,” keluhnya.