Napak Tilas HUT RI ke 80: Jejak Sejarah Banyumas dari Proklamasi hingga TKR
- Youtube Pengelola Arsip Banyumas
Viva, Banyumas - Banyumas memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Meskipun berita proklamasi 17 Agustus 1945 terlambat sampai ke kabupaten ini, masyarakat setempat segera mengambil langkah strategis untuk menyambut era baru. Iskaq Cokroadisuryo berangkat ke Jakarta untuk mengetahui kondisi bangsa dan kembali ke Banyumas untuk mengkoordinasikan pemerintah daerah dan pasukan lokal.
Dikutip dari laman Dinarpus Pemkab Banyumas, Setibanya di Banyumas, Iskaq bersama bupati setempat mengadakan rapat penting dan berkomunikasi dengan pimpinan Jepang yang masih bertugas di Karesidenan Purwokerto.
Jepang, yang menyadari kekalahan dalam Perang Dunia II, bersedia menyerahkan kekuasaan secara bertahap. Penyerahan kekuasaan ini difasilitasi para pemuda, Pamong Praja, Polisi, dan tentara PETA demi menjaga keamanan dan ketertiban.
Peran tentara PETA menjadi sangat vital. Mereka kemudian membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, dengan Divisi V Banyumas yang dipimpin Kolonel Sudirman. Divisi ini membawahi beberapa resimen, termasuk Resimen Purwokerto yang dipimpin Letkol Isdiman.
Struktur TKR di Banyumas terbagi menjadi Resimen I Purwokerto dan Resimen II Cilacap, masing-masing dengan beberapa batalion yang dipimpin para mayor berpengalaman. Semangat perjuangan tak hanya muncul dari tentara, tetapi juga dari kalangan pelajar.
Pasukan Pelajar IMAM (Indonesia Merdeka Atau Mati) dibentuk pada 20 Desember 1945 oleh siswa SMP di Purwokerto. Mereka bertugas membantu TKR menjaga keamanan dan melucuti persenjataan Jepang.
Keberadaan pasukan pelajar ini meningkatkan partisipasi generasi muda dalam mempertahankan kemerdekaan dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Selain aspek militer, Banyumas juga fokus pada pembangunan pemerintahan baru.