Jet Tempur Rafale Akan Jadi Tulang Punggung TNI AU, Ini Spesifikasinya yang Bikin Ngeri
- instagram @militer.udara
Viva, Banyumas - Indonesia bersiap memasuki babak baru modernisasi kekuatan udara dengan kedatangan jet tempur canggih Dassault Rafale. Pesawat generasi 4.5 buatan Prancis ini akan menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara (TNI AU) dalam menjaga kedaulatan negara di udara. Sebanyak 42 unit Rafale telah dipesan oleh Indonesia.
Unit perdana dijadwalkan tiba pada awal 2026, lengkap dengan persenjataan dan perangkat pendukung. Kehadirannya diharapkan meningkatkan kemampuan tempur TNI AU secara signifikan, baik dalam operasi pertahanan maupun misi ofensif.
Spesifikasi dan Keunggulan Rafale
Rafale dikenal sebagai pesawat omnirole, yang berarti mampu melaksanakan berbagai jenis misi: superioritas udara, pertahanan udara, dukungan udara jarak dekat, serangan strategis in-depth, pengintaian udara, hingga serangan anti-kapal.
Pesawat ini memiliki keunggulan kompatibilitas dengan berbagai persenjataan modern, seperti:
- Rudal udara-ke-udara jarak jauh Beyond Visual Range (BVR) METEOR dan MICA
- Rudal stand-off jarak jauh SCALP
- Rudal anti-kapal AM39 EXOCET
- Bom berpemandu laser dan bom konvensional tanpa pemandu
- Meriam internal NEXTER 30M791 kaliber 30 mm, yang mampu memuntahkan hingga 2.500 peluru per menit
Selain itu, Rafale dilengkapi teknologi avionik mutakhir, radar AESA (Active Electronically Scanned Array) untuk deteksi target jarak jauh, serta sistem peperangan elektronik Spectra yang mampu mengganggu atau menghindari serangan musuh.
Pelatihan Intensif Personel TNI AU di Prancis
Dikutip dari laman Instagram @militer.udara, Untuk memastikan kesiapan operasional, TNI AU mengirimkan 16 personel pilihan yang terdiri dari 4 penerbang dan 12 teknisi ke Prancis.
Mereka menjalani program Pilot Training Batch 1 dan Organizational Level of Maintenance (OLM) Technical. Penerbang mendalami teori sistem dan prosedur pengoperasian Rafale, menjalani sesi simulator, hingga latihan terbang penuh.
Sementara teknisi mendapatkan pelatihan umum dan spesialisasi sesuai bidang masing-masing: Vector, Avionic, dan Armament.
Pelatihan berlangsung hingga Desember 2025 di Pangkalan Udara Saint-Dizier, salah satu markas utama Rafale. Tahap ini menjadi penentu kesiapan tempur sebelum jet tempur tersebut resmi memperkuat armada TNI AU.
Kedatangan Rafale menandai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat armada tempurnya di tengah dinamika keamanan kawasan. Dengan kombinasi teknologi canggih, daya jelajah tinggi, dan kemampuan multi-misi, Rafale diharapkan menjadi garda terdepan TNI AU dalam melindungi wilayah udara Indonesia