Geger Gunung Emas di Sungai Efrat: Nubuat Kiamat atau Sekadar Pirit, Isu Hadist Bukhari Jadi Nyata
- Tiktok @faktaguludug
Viva, Banyumas - Dalam beberapa hari terakhir, Desa Albouhamdi di wilayah timur Al-Raqqah, Suriah, menjadi sorotan dunia. Warga setempat melaporkan penemuan mineral berkilau di dasar Sungai Efrat yang mengering. Fenomena ini memicu antusiasme besar, dengan ratusan orang berdatangan untuk menggali—berharap menemukan harta karun tersembunyi.
Pemicunya adalah gundukan tanah berkilau yang tampak seperti emas. Temuan ini muncul seiring terus menyusutnya permukaan air Sungai Efrat, sungai besar yang mengalir melintasi Turki, Suriah, dan Irak.
Kini, tepian kering sungai itu disulap menjadi ladang penggalian oleh warga lokal yang menggunakan alat-alat sederhana. Tidak hanya menimbulkan harapan akan kekayaan mendadak, fenomena ini juga membangkitkan kembali sebuah hadis terkenal yang diriwayatkan dalam Islam:
"Tidak akan terjadi kiamat hingga Sungai Efrat menyingkapkan gunung emas. Manusia saling membunuh untuk memperebutkannya..." (HR. Muslim & Bukhari)
Beberapa kalangan meyakini bahwa peristiwa ini adalah tanda akhir zaman, sebagaimana disebutkan dalam hadis tersebut. Namun, para ulama seperti Asaad al-Hamdani menanggapi lebih hati-hati.
Ia mengingatkan agar umat Islam tidak buru-buru menafsirkan fenomena alam sebagai pertanda kiamat secara harfiah.
Dilansir dari Shafaq News, Sementara itu, ahli geologi Khaled al-Shammari menegaskan bahwa kilauan tersebut kemungkinan besar adalah pirit—biasa disebut “emas bodoh”.
Pirit memang sering ditemukan di sedimen sungai yang kaya mineral, dan meskipun menyerupai emas, nilainya jauh berbeda. Namun, pirit sering kali menjadi indikator adanya emas asli di sekitarnya, sehingga tidak heran jika semangat warga lokal tetap tinggi.
Perkemahan darurat mulai bermunculan di sepanjang tepian sungai, dengan calo dan pedagang peralatan tambang bekas memanfaatkan peluang ini. Yang mengkhawatirkan, hingga kini belum ada campur tangan dari pemerintah lokal maupun lembaga resmi.
Ketiadaan regulasi dan pengawasan keselamatan menimbulkan potensi risiko lingkungan dan konflik sosial. Apakah yang ditemukan di dasar Sungai Efrat benar-benar emas atau sekadar pirit masih belum dapat dipastikan.
Namun yang jelas, kemilau tanah tersebut telah membangkitkan harapan, kepercayaan, bahkan ketakutan di kalangan masyarakat. Bagi sebagian orang, ini adalah peluang ekonomi. Bagi yang lain, ini adalah tanda spiritual.
Namun dalam kacamata Islam, hadis tersebut lebih merupakan peringatan, bukan ajakan untuk mencari harta. Kekayaan bisa jadi ujian besar yang memicu kerakusan dan pertumpahan darah