Jateng Kalahkan Jabar dan DKI, Jadi Juara Serap Tenaga Kerja di 2025 Raup Investasi Rp45,58 Triliun

Jateng catat rekor serap tenaga kerja tertinggi 2025
Sumber :
  • Pemprov Jateng

Viva, Banyumas - Jateng mencatat prestasi gemilang dalam dunia investasi dan ketenagakerjaan pada semester pertama 2025. Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, realisasi investasi provinsi ini mencapai Rp45,58 triliun atau 58,19 persen dari target tahunan.

APBD Jateng 2025 Disetujui: Rp577 Miliar Defisit, Tapi Fokus Kemiskinan, Kesehatan, dan RTLH

Lebih mencengangkan lagi, investasi tersebut berhasil menyerap 222.373 tenaga kerja, tertinggi di Pulau Jawa. Capaian ini mengungguli Jawa Barat dengan 203.461 tenaga kerja, DKI Jakarta 185.995 tenaga kerja, Jawa Timur 170.870 tenaga kerja, dan Banten 109.377 tenaga kerja.

Investor Asing Mendominasi

Alwi Farhan Juara Macau Open 2025, Kini Saingi Jojo di Ranking Dunia BWF

Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari, mengungkapkan bahwa penanaman modal asing (PMA) mendominasi dengan nilai investasi Rp25,63 triliun atau 56 persen. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp19,95 triliun atau 44 persen.

Lima besar negara penyumbang investasi PMA antara lain sebagai berikut dilansir dari Pemprov Jateng:

  • Singapura – Rp5,87 triliun
  • Tiongkok – Rp5,42 triliun
  • Hongkong – Rp4,46 triliun
  • Korea Selatan – Rp3,39 triliun
  • Samoa Barat – Rp0,83 triliun
MUI Jateng Keluarkan Fatwa Haram Peternakan Babi di Jepara Dengan Nilai Investasi Rp1,5 Triliun, Ini Alasannya

Daerah Favorit Investor

Untuk PMA, Kabupaten Demak memimpin dengan Rp5,93 triliun, diikuti Kendal Rp4,30 triliun, Kota Semarang Rp2,01 triliun, Batang Rp1,86 triliun, dan Pemalang Rp1,41 triliun.

Sementara untuk PMDN, Kota Semarang menjadi juara dengan Rp3,73 triliun, disusul Blora Rp1,55 triliun, Kendal Rp1,44 triliun, Banyumas Rp1,26 triliun, dan Tegal Rp1,18 triliun.

Sektor Padat Karya Jadi Andalan

Meski nilai investasi Jateng masih di bawah Jawa Barat dan DKI Jakarta, penyerapan tenaga kerjanya justru tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang masuk lebih banyak di sektor padat karya, seperti industri manufaktur, tekstil, dan garmen yang membutuhkan banyak tenaga kerja lokal.

Sakina menegaskan bahwa tren ini menjadi bukti bahwa Jateng tetap menjadi magnet investasi di Pulau Jawa. Bahkan, investasi Usaha Mikro Kecil (UMK) di Jateng pada semester I 2025 tercatat menembus Rp10 triliun, memperkuat perekonomian daerah sekaligus membuka lapangan kerja baru.

Pertumbuhan Investasi Melesat

Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi investasi Jateng meningkat 37,41 persen. Pada semester I 2024, total investasi hanya mencapai Rp33,17 triliun.

Kenaikan ini membuktikan bahwa Jawa Tengah mampu menjaga iklim investasi yang kondusif, didukung infrastruktur memadai, biaya tenaga kerja kompetitif, dan dukungan pemerintah daerah.

Dengan tren positif ini, Jawa Tengah tidak hanya unggul sebagai juara serap tenaga kerja di Pulau Jawa, tetapi juga menjadi daerah yang semakin dilirik investor domestik maupun mancanegara