DPR Desak Polri Tegas! Kasus Intimidasi Band Sukatani Bisa Perburuk Citra Bhayangkara

Band Sukatani
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA, BanyumasAnggota Komisi III DPR, Abdullah, mendesak Polri untuk mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang diduga mengintimidasi band Sukatani.

Innalillahi! Kapolsek dan Dua Anggotanya Gugur saat Grebek Sabung Ayam, Polri Selidiki Dugaan Keterlibatan Oknum TNI

Tekanan tersebut memaksa personel band meminta maaf atas lagu "Bayar Bayar Bayar" yang berisi kritik terhadap institusi kepolisian.

Abdullah menekankan bahwa jika kasus ini tidak ditangani dengan serius, hal ini dapat memperburuk citra Polri di mata publik, yang menilai bahwa institusi tersebut melindungi anggotanya yang melakukan intimidasi terhadap band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah.

Ditengah Skandal Pertamina! Kortastipidkor Polri Selidiki Dugaan Korupsi di PLN

"Dugaan intimidasi yang dilakukan anggota polisi dari Polda Jawa Tengah ini terhadap anggota band Sukatani hingga mereka membuka topeng sebagai personelnya di atas panggung dan meminta maaf kepada polisi, adalah tanda tanya besar," ujar Abdullah dilansir dari tvonenews.com pada Selasa (25/2/2025).

Abdullah mengingatkan bahwa di tengah penurunan indeks demokrasi, aparat kepolisian seharusnya tidak bersikap reaktif dan represif terhadap kritik yang disampaikan melalui karya seni.

Terkuak! Inilah Klarifikasi Pihak Band Sukatani: Tekanan dan Intimidasi dari Kepolisian Terus Didapatkan

Ia menegaskan bahwa kebebasan berekspresi, termasuk melalui musik, adalah hak warga negara yang harus dilindungi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Fenomena kritik terhadap institusi kepolisian melalui musik bukanlah hal baru di Indonesia.

Sebelumnya, musisi dan seniman seperti Iwan Fals, Pandji Pragiwaksono, dan The Brandals telah menyuarakan kritik serupa melalui karya mereka.

Abdullah menekankan pentingnya aparat kepolisian untuk memahami bahwa kritik konstruktif merupakan bagian dari proses demokrasi dan perbaikan institusi.

Selain itu, Abdullah mengingatkan bahwa kontroversi semacam ini dapat merugikan upaya Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam membangun citra Polri yang lebih terbuka terhadap kritik.

Kapolri sebelumnya telah menyatakan bahwa pengkritik keras Polri adalah sahabat bagi institusi tersebut dan menegaskan komitmennya untuk tidak anti-kritik serta siap melakukan perbaikan internal.

Langkah konkret yang telah diambil antara lain penyelenggaraan lomba stand-up comedy dan mural yang bertujuan mengkritisi kinerja kepolisian.

Sebagai langkah lanjutan, Abdullah mengusulkan agar Polri mempertimbangkan penyelenggaraan festival musik yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik melalui karya seni.

"Dari situ, saya mengusulkan agar Polri juga dapat membuat festival musik yang isinya mengkritisi kinerja kepolisian," pungkasnya.