Keputusan Berani Macron: Prancis Siap Akui Palestina September 2025!

Presiden Macron Umumkan Akui Palestina di X
Sumber :
  • instagram @prabowo

Viva, Banyumas - Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat langkah bersejarah dengan menyatakan bahwa Prancis siap mengakui Negara Palestina secara resmi pada September 2025. Pernyataan ini diumumkan langsung oleh Macron melalui media sosial X, dan akan ditegaskan kembali saat Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendatang.

BPS Akui Belum Adopsi Garis Kemiskinan Terbaru 3 USD Per Hari Bank Dunia, Ini Imbasnya ke Data Resmi!

Keputusan ini merupakan sinyal kuat dari Prancis terhadap komitmen menciptakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah, terutama di tengah konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Macron menegaskan bahwa pengakuan ini adalah bagian dari tanggung jawab global untuk mendorong solusi dua negara yang telah lama diperjuangkan komunitas internasional.

Macron menyatakan dalam akun X nya, “Saya telah memutuskan supaya Prancis mengakui Negara Palestina. Ini merupakan tanggung jawab kami untuk membuktikan bahwa perdamaian masih mungkin.”

Dari Sniper Mematikan hingga Drone Bunuh Diri, Ini 7 Senjata Canggih Buatan Palestina Bikin Israel Kewalahan

Ia juga menekankan bahwa pengakuan ini sejalan dengan keinginan rakyat Prancis yang mendambakan stabilitas kawasan Timur Tengah. Dalam pernyataannya, Macron juga menyoroti pentingnya gencatan senjata di Gaza, pembebasan seluruh sandera, dan penyaluran bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.

Ia menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah mengakhiri perang dan membangun kembali Gaza dengan jaminan keamanan jangka panjang. Meski begitu, Macron menuntut agar Palestina menerima demiliterisasi dan mengakui eksistensi penuh Negara Israel sebagai bentuk komitmen terhadap perdamaian bersama.

7 Negara Islam Ini Justru Dekat dengan Israel, Umat Muslim Kecewa!

Menurutnya, hanya dengan prinsip timbal balik ini, keamanan kawasan bisa terwujud. Langkah ini mendapat dukungan dari beberapa negara Eropa, namun juga memicu kemarahan dari Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut keputusan Macron sebagai “hadiah bagi terorisme” dan menganggapnya sebagai ancaman eksistensial terhadap negaranya. Sementara itu, surat resmi Presiden Macron kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, juga telah disampaikan dalam tiga bahasa: Inggris, Arab, dan Ibrani.

Halaman Selanjutnya
img_title