Kehebatan Kerajaan Khmer: Ketika Kamboja Pernah Menguasai Thailand dan Menjadi Kekaisaran Besar Asia Tenggara

Angkor wat sebagai warisan Kerajaan Khmer
Sumber :
  • Pixabay

VIVA, Banyumas – Keberanian Kamboja menghadapi Thailand dalam eskalasi militer baru-baru ini menggugah banyak pihak. Negara kecil dengan jumlah penduduk lebih sedikit dan kekuatan militer lebih terbatas itu, ternyata tidak gentar menghadapi negara tetangganya yang lebih besar.

Siap Hadapi Kamboja, Thailand Andalkan F-16—Jet Tempur Legendaris dari Enam Medan Perang

Namun, bila kita menengok sejarah lebih jauh ke belakang, keberanian ini bukanlah sesuatu yang baru. Pada masa lalu, Kamboja adalah pusat dari salah satu kekaisaran terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara—yakni Kerajaan Khmer. Bahkan, dalam periode kejayaannya, kerajaan ini bukan hanya bertahan dari ancaman luar, tetapi juga menguasai sebagian besar wilayah yang kini menjadi Thailand, Laos, dan Vietnam.

Mari kita kenali lebih dekat kehebatan dan warisan Kerajaan Khmer.

Ketegangan Memuncak: 5 Alasan di Balik Konflik Thailand–Kamboja yang Kembali Membara

1. Kekuasaan Luas di Asia Tenggara

Didirikan pada awal abad ke-9 oleh Jayavarman II, Kerajaan Khmer tumbuh menjadi kekaisaran besar dengan pusat pemerintahan di Angkor, Kamboja. Puncak kejayaannya terjadi pada abad ke-11 hingga 13, terutama di bawah raja-raja seperti Suryavarman II dan Jayavarman VII.

Eks PM Kamboja Hun Sen Bantah Kabur ke China: Saya di Ruang Komando, Siap Perang Lawan Thailand!

Wilayah kekuasaannya membentang luas:

  • Sebagian besar Thailand modern
  • Laos
  • Vietnam selatan
  • Sebagian Myanmar timur

Thailand bagian tengah dan utara, termasuk daerah yang kini menjadi Bangkok dan Ayutthaya, pernah berada di bawah pengaruh langsung maupun tak langsung Kerajaan Khmer.

2. Keajaiban Arsitektur: Angkor Wat dan Warisan Budaya

Simbol paling mencolok dari kejayaan Kerajaan Khmer adalah Angkor Wat, kuil Hindu terbesar di dunia yang kemudian menjadi kuil Buddha. Dibangun pada abad ke-12 oleh Suryavarman II, kompleks ini menjadi pusat spiritual, politik, dan astronomi kerajaan.

Selain Angkor Wat, terdapat ribuan struktur lain di kompleks Angkor, termasuk:

  • Bayon, kuil dengan wajah-wajah raksasa
  • Ta Prohm, kuil yang ditelan akar pohon, terkenal lewat film Tomb Raider
  • Jaringan kanal, bendungan, dan jalan yang luar biasa canggih

Kemampuan teknik dan seni mereka membuat dunia modern kagum akan kecanggihan rekayasa sipil dan estetika Khmer berabad-abad sebelum teknologi modern dikenal.

3. Militer Tangguh dan Administrasi Terorganisir

Kekuasaan luas Kerajaan Khmer tidak mungkin terjadi tanpa militer yang disiplin dan kuat. Mereka dikenal memiliki tentara infanteri, pasukan gajah, dan angkatan air yang mampu bergerak cepat melalui jaringan sungai dan kanal.

Selain kekuatan militer, sistem birokrasi dan pemerintahan mereka terorganisir dengan baik. Raja-raja Khmer membagi wilayah kekuasaan ke dalam distrik administratif dan memanfaatkan pajak serta tenaga kerja untuk proyek besar-besaran.

4. Pusat Budaya dan Agama

Kerajaan Khmer bukan hanya unggul dalam kekuatan fisik, tetapi juga menjadi pusat agama, ilmu pengetahuan, dan budaya. Mereka memadukan tradisi Hindu dan Buddha dalam praktik keagamaan dan politik, menciptakan peradaban yang inklusif dan maju.

Bahasa Khmer Kuno digunakan dalam inskripsi di dinding kuil, dan banyak dokumen kuno menunjukkan kehidupan intelektual yang berkembang, termasuk dalam astronomi, pertanian, dan filsafat.

5. Warisan yang Masih Bertahan

Meskipun Kerajaan Khmer runtuh secara bertahap akibat tekanan dari kerajaan tetangga dan faktor internal, warisannya tetap hidup dalam identitas Kamboja modern.

Rakyat Kamboja hari ini masih melihat kejayaan Khmer sebagai sumber kebanggaan nasional. Bahkan bendera nasional Kamboja menampilkan gambar Angkor Wat, menegaskan bahwa kejayaan masa lalu tetap menjadi fondasi masa depan.

Keberanian Kamboja dalam menghadapi tekanan militer dari Thailand bukan hanya soal kekinian, melainkan gema dari kejayaan masa lalu. Kerajaan Khmer pernah menjadi penguasa Asia Tenggara dengan kekuatan militer, budaya, dan teknologi yang luar biasa. Kisah ini bukan sekadar kebanggaan sejarah, tapi juga pengingat bahwa bangsa kecil pun bisa memiliki warisan besar yang tak lekang oleh waktu.