Hilang 9 Hari Usai Tagih Utang ke Mantan, Perempuan Muda Ditemukan Tewas di Semak semak Cisauk
- pexel @kindelmedia
Viva, Banyumas - Kabar duka menyelimuti Cisauk, Kabupaten Tangerang, setelah seorang perempuan berusia 22 tahun ditemukan tewas membusuk di semak-semak, hanya sekitar 30 meter dari rumah mantan kekasihnya. Korban dilaporkan hilang selama 9 hari setelah menagih utang sebesar Rp1,1 juta melalui story WhatsApp kepada mantan pacarnya.
Peristiwa tragis perempuan muda ditemukan tewas ini terungkap setelah warga mencium bau tak sedap dari semak-semak yang berada di belakang rumah warga di kawasan Cisauk. Saat ditelusuri, warga menemukan jasad perempuan yang telah dalam kondisi membusuk. Penemuan ini pun segera dilaporkan ke pihak kepolisian setempat.
Dilansir dari laman Instagram @nyinyir_update_official,Setelah dilakukan penyelidikan intensif, Polisi berhasil menangkap tiga pelaku, yaitu RRP (19), yang merupakan mantan pacar korban, IF (21), serta satu pelaku lainnya yang masih di bawah umur. Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana. Menurut keterangan kepolisian, motif pembunuhan diduga dilatarbelakangi oleh rasa sakit hati karena korban terus menagih utang melalui media sosial.
Tindakan korban yang mengunggah tagihan ke status WhatsApp dianggap mempermalukan pelaku. Dalam kondisi emosi yang tidak stabil, pelaku merencanakan pembunuhan bersama dua rekannya.
Korban disebut diajak oleh RRP dengan dalih ingin menyelesaikan masalah secara baik-baik. Namun, saat berada di lokasi sepi, korban malah dihabisi. Setelah melakukan aksinya, pelaku juga membawa kabur sepeda motor milik korban, yang kini sudah diamankan sebagai barang bukti oleh aparat.
Kapolsek Cisauk menyatakan bahwa para tersangka sudah mengakui perbuatannya dan akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana serta pencurian, dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati. Kasus ini mengundang perhatian luas dari masyarakat, terutama di media sosial.
Banyak netizen yang mengecam tindakan keji para pelaku, apalagi dengan alasan yang dinilai sepele. Tidak sedikit pula yang menyerukan pentingnya edukasi pengendalian emosi dan penyelesaian konflik secara sehat. Pihak keluarga korban kini tengah berduka mendalam dan berharap agar proses hukum berjalan secara adil.