Ibu Korban Dugaan Pelecehan ASN Jambi Akui Ditawari Rp1 Miliar untuk Damai dan Cabut Laporan

Ilustrasi Ibu korban teguh tolak iming-iming uang 1 M damai
Sumber :
  • Pexel @Keenan Constance

Viva, Banyumas - Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh seorang aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi terus menjadi sorotan publik. IM, ibu dari korban, secara terbuka mengungkapkan bahwa dirinya mendapat tekanan luar biasa dari sejumlah pihak yang diduga ingin mendorong penyelesaian kasus secara damai.

Rangga, Bocah 9 Tahun Tewas Ditebas Parang Saat Selamatkan Ibu dari Pelecehan di Aceh

Dalam keterangannya, IM menyebut ia berkali-kali didatangi orang tak dikenal yang menawarkan uang dengan jumlah fantastis agar dirinya mencabut laporan dugaan pelecehan yang dilakukan oknum ASN Jambi kepada anaknya dan memilih jalur kekeluargaan.

Penawaran uang damai itu bahkan mencapai nominal Rp1 miliar, sebuah angka yang sangat besar bagi kebanyakan orang. Meski demikian, IM dengan tegas menyatakan penolakannya uang damai Rp 1 Miliar. Baginya, keadilan untuk anaknya jauh lebih penting daripada uang sebesar apa pun.

Rapat DPR Mendadak Haru: Tangis Anggota Komisi X Pecah Saat Fadli Zon Ragukan Istilah Pelecehan Massal 1998

Ia menegaskan bahwa niatnya melanjutkan proses hukum murni untuk memastikan pelaku mendapatkan hukuman setimpal, sekaligus mencegah terulangnya peristiwa serupa pada anak-anak lain di masa depan.

Kasus ini menyeruak ke publik setelah dugaan perbuatan asusila yang dilakukan oleh ASN bernama Yanto alias Rizky Aprianto terungkap. Proses hukum telah berjalan dan memicu perhatian berbagai pihak, termasuk pemerhati perlindungan anak dan lembaga bantuan hukum.

Justice for Fikri! Dugaan Bullying Siswa ABK di Cilacap Hingga Depresi Berat dan Meninggal Masih Misterius

Dilansir dari laman Instagram @faktafakta, Menurut pengakuan IM, upaya tekanan tidak hanya berupa iming-iming uang, tetapi juga intimidasi mental. Berulang kali ia merasa diteror secara psikologis dengan kedatangan orang-orang tak dikenal ke rumahnya yang berusaha mempengaruhi sikapnya.

Kondisi tersebut membuat keluarganya mengalami ketegangan dan rasa cemas. IM menuturkan bahwa meskipun dirinya berada dalam posisi sulit, ia tidak akan gentar menghadapi berbagai tekanan.

Ia menolak tunduk pada tawaran damai yang diyakininya hanya akan menutup mata terhadap keadilan. Baginya, keberanian bersuara adalah cara untuk melindungi hak anak dan menunjukkan bahwa korban maupun keluarga korban tidak bisa dibungkam oleh uang atau ancaman.

Sementara itu, kasus dugaan kekerasan seksual oleh ASN ini juga menjadi perhatian masyarakat luas di Jambi. Banyak pihak mendorong agar proses hukum berjalan transparan dan akuntabel. Dukungan moral pun berdatangan kepada keluarga korban agar tetap tegar dalam menghadapi ujian berat ini.

Kasus tersebut diharapkan menjadi pengingat penting bahwa perlindungan anak harus menjadi prioritas utama. Masyarakat juga berharap aparat penegak hukum dapat segera menuntaskan perkara ini dengan keputusan yang adil dan memberi efek jera kepada pelaku.

Dengan komitmen teguh IM untuk memperjuangkan keadilan, kasus ini menjadi simbol keberanian orang tua yang tak gentar melawan tekanan demi masa depan yang lebih aman bagi generasi penerus