12 Calon Dubes Disorot, Adik Luhut Pandjaitan dan Eks Menteri Berebut Kursi Strategis

Viva, Banyumas - Komisi I DPR RI menggelar fit and proper test atau uji kelayakan terhadap 12 calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Proses seleksi yang berlangsung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat ini mencuri perhatian publik karena melibatkan sejumlah tokoh ternama salah satunya adik Luhut Pandjaitan, termasuk mantan pejabat tinggi negara dan anggota keluarga elite pemerintahan.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budisatrio Djiwandono, menjelaskan bahwa uji kelayakan dilakukan dalam dua sesi pada hari pertama. Sesi pertama dimulai pukul 10.00 WIB dengan menghadirkan enam calon duta besar.

Sesi berikutnya berlangsung pada siang hingga sore hari, dan proses seleksi dilanjutkan kembali pada Minggu, 6 Juli 2025.

“Kalau tidak salah, pagi ini ada beberapa negara, yaitu calon Duta Besar Amerika Serikat, calon Duta Besar Jerman, calon Duta Besar PBB, Singapura, Jepang, dan Slovakia,” kata Budi dilansir dari Viva.

Nama-nama calon duta besar yang mengikuti uji kelayakan sesi pertama pun langsung menarik perhatian. Salah satunya adalah mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Dwisuryo Indroyono Soesilo, yang kini diusulkan menjadi Dubes RI untuk Amerika Serikat.

Selain itu, Nurmala Kartini Sjahrir, yang tak lain merupakan adik kandung Kepala Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, juga hadir sebagai calon Dubes RI untuk Jepang.

Berikut daftar calon dubes yang menjalani uji kelayakan pada sesi pertama:

• Dubes Jerman (Berlin) Abdul Kadir Jaelani
• Dubes Slovakia (Bratislava) Redianto Heru Nurcahyo
• PTRI New York (PBB) Umar Hadi
• Dubes Singapura Hotmangaradja Pandjaitan
• Dubes Jepang (Tokyo) Nurmala Kartini Sjahrir
• Dubes Amerika Serikat (Washington DC) Dwisuryo Indroyono Soesilo

Menurut Budisatrio, para calon dubes diminta memaparkan pemahaman mereka terkait politik luar negeri Indonesia dan strategi hubungan bilateral dengan negara tujuan penempatan.

Uji kelayakan ini menjadi tahap penting sebelum DPR memberikan persetujuan resmi terhadap penunjukan mereka.

“Kami akan mendengarkan bagaimana mereka memahami negara-negara sahabat dan kebijakan luar negeri Indonesia,” jelas Budi.

Proses seleksi calon duta besar tahun ini mendapat sorotan lebih tajam karena komposisi kandidat yang berasal dari latar belakang politisi senior, birokrat karier, hingga figur publik yang dikenal dekat dengan lingkar kekuasaan.

Publik menilai, transparansi dan objektivitas DPR menjadi kunci agar jabatan strategis ini tidak hanya menjadi ajang kompromi politik. Dalam waktu dekat, hasil fit and proper test akan diumumkan.

Para calon dubes yang lolos seleksi diproyeksikan membawa arah baru dalam diplomasi Indonesia di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks