Penggemar Aromaterapi, Gadis Kaya Asal Semarang Alami Kanker Paru di Usia Muda

Ilustrasi Aneka koleksi parfum dan lilin aromaterapi si gadis
Sumber :
  • pexel @Valeria Boltneva

Viva, Banyumas - Seorang gadis berusia 31 tahun, putri dari seorang pengusaha ternama di Semarang, mengalami nasib tragis akibat kebiasaannya yang tampak sepele. Ia dikenal sebagai penggemar wewangian, aromaterapi, dan kolektor aneka parfum dari berbagai merek terkenal.

Hidupmu Terlalu Ribet? Buku Ini Ngajarin Cara Bodo Amat Tanpa Jadi Orang Cuek!

Sejak usia belia, gadis kaya asal Semarang ini telah menempuh pendidikan di luar negeri. Setelah lulus SD di Indonesia, ia melanjutkan pendidikan dari tingkat Sekolah Menengah hingga universitas di Singapura.

Bahkan, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan keuangan ternama di negara tersebut. Hobi mengoleksi pewangi dan lilin aromaterapi telah ia jalani selama bertahun-tahun. Hampir seluruh ruang di rumahnya dipenuhi dengan berbagai jenis aroma: mulai dari kamar tidur, lemari pakaian, hingga toilet.

Tanpa Ole Romeny, Patrick Kluivert Siapkan Trio Striker Eropa untuk Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tidak hanya itu, ia juga menggunakan pewangi ruangan semacam “Glade” dan “Stella” secara rutin. Sayangnya, kebiasaan ini menyimpan bahaya tersembunyi. Selama setahun terakhir, ia sering mengeluhkan nyeri hebat pada bagian belikat, punggung, dan dada.

Keluarganya mengira hal itu hanya kelelahan biasa, apalagi ia baru saja menjalani sesi foto prewedding di Jepang bersama tunangannya. Dikutip dari laman Instagram @rumpi_gosip, Namun, rasa sakit yang terus-menerus membuatnya akhirnya menjalani pemeriksaan menyeluruh di sebuah rumah sakit di Singapura.

Burhanuddin Abdullah Dapat Bintang Mahaputera dari Prabowo, Publik Ingat Kasus Korupsi BI Rp 100 Miliar DIvonis 5 Tahun

Hasil CT Scan sangat mengejutkan: ia didiagnosis menderita kanker paru (CA paru) di bagian belakang paru-parunya. Keluarga pun terkejut, terutama karena gadis ini bukan perokok dan menjalani gaya hidup sehat.

Setelah ditelusuri, dokter menduga paparan bahan kimia dari pewangi yang terus-menerus dihirup dalam jangka panjang menjadi salah satu faktor pemicunya. Berbagai upaya medis dilakukan, mulai dari kemoterapi hingga terapi lanjutan.

Namun, kondisi kesehatannya justru menurun dan penyebaran kanker makin agresif. Kasus ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat akan bahaya laten bahan kimia dalam produk rumah tangga seperti pewangi ruangan dan lilin aromaterapi.

Meski memberikan aroma menyenangkan, paparan terus-menerus terhadap senyawa volatil (VOC) yang terkandung di dalamnya dapat berisiko bagi kesehatan paru-paru