Viral! Siswa ABK Widarapayung Cilacap Diduga Dibully Hingga Depresi dan Meninggal

Korban tampak menangis saat dibully oleh temannya di sekolah
Sumber :
  • FB @davalestary

Viva, Banyumas - Jagat media sosial dihebohkan oleh beredarnya video yang diunggah di akun Facebook @davalestary seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Widarapayung Kulon, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, yang diduga menjadi korban perundungan (bullying) hingga mengalami depresi berat dan akhirnya meninggal dunia.

Justice for Fikri! Dugaan Bullying Siswa ABK di Cilacap Hingga Depresi Berat dan Meninggal Masih Misterius

Korban diketahui bernama Fikri (nama disamarkan), seorang anak yatim berusia sekitar 10 tahun, yang selama ini tinggal bersama bibinya setelah ibunya meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi.

Fikri juga termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan riwayat lahir prematur serta mengidap penyakit jantung dan anemia berat. Dilansir dari laman instagram @cilacap_info.id, Dugaan perundungan yang dialami Fikri dikabarkan telah berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Bahasa Ngapak dan Sunda Kembali ke Sekolah! Cilacap Siapkan Mulok Unik

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa pihak keluarga sudah pernah melapor kepada pihak sekolah, namun tidak ada respons maupun tindak lanjut berarti. Ironisnya, bullying tersebut diduga terjadi di lingkungan sekolah saat jam istirahat, namun tak mendapat pengawasan yang memadai.

Kondisi korban sempat memburuk setelah peristiwa jatuh dari pohon akibat didorong teman-temannya, sebagaimana yang terlihat dalam salah satu potongan video yang viral.

Cilacap Tancap Gas! 65 Proyek Rp93 Miliar Dilelang, Siapa Pemenangnya?

Akibat insiden tersebut, Fikri mengalami trauma fisik dan psikis, hingga harus dirawat di RS Agisna Kroya. Ia sempat kembali ke sekolah pasca pemulihan, namun kemudian mengalami depresi berat dan meninggal dunia.

Kemarahan publik meningkat setelah video dan tangkapan layar berisi kronologi kejadian serta percakapan warganet yang membahas dugaan kelalaian pihak sekolah menyebar luas di media sosial.

Informasi terakhir menyebutkan bahwa keluarga korban telah didampingi oleh salah satu anggota dewan setempat.

Mereka berharap kasus ini bisa menjadi pintu masuk untuk menyoroti sistem pengawasan dan penanganan bullying yang masih lemah di sekolah-sekolah dasar, khususnya madrasah di daerah.

Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa bullying bukan sekadar kenakalan anak-anak, tetapi dapat berdampak fatal jika tidak ditangani secara cepat dan serius