Wajah Digeser ke Aspal, Anggota TNI Jadi Korban Pengeroyokan Preman Terminal Arjosari Malang
- Tiktok @marshall_rama
Viva, Banyumas - Aksi brutal terjadi di Terminal Arjosari, Malang, Kamis malam (26/6). Seorang anggota TNI aktif menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan sekelompok orang diduga preman terminal.
Kejadian anggota TNI yang dikeroyok di Terminal Arjosari sontak memicu kemarahan publik, terlebih setelah terungkap kronologi kejadian dari pihak keluarga korban. Anak korban menyebut, sang Ayah yang merupakan anggota TNI hanya berniat memberikan nasihat kepada para juru penumpang (jupang) agar tidak memalak sopir atau penumpang bus yang melintas di terminal tersebut.
Namun, niat baik itu justru berujung nahas. Teguran Berujung Penganiayaan Sadis Menurut penuturan anak korban, para jupang yang ditegur justru tidak terima. Mereka kemudian memanggil teman dan saudara mereka untuk menyerang korban. Aksi pengeroyokan berlangsung cepat dan brutal.
“Tadi Ayah saya cuma nasihatin orang jupang tadi jangan malak ke bis. Kan yang di bis juga kerja nyari uang juga. Nah si pelaku ini nggak terima, bawa temen sama saudaranya. Infonya wajah Ayah saya digesek ke aspal sama diinjak wajah Ayah saya,” ungkap anak korban yang dikutip dari akun Instagram @fakta.indo pada 28 Juni 2025.
Selain mengalami luka-luka, beberapa barang milik korban juga dilaporkan hilang, diduga diambil oleh para pelaku saat insiden berlangsung.
Tiga Terduga Pelaku Diamankan Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, membenarkan adanya insiden pengeroyokan tersebut.
Berdasarkan laporan sementara, kejadian berlangsung sangat cepat dan melibatkan sekitar lima hingga enam orang pelaku.
“Beberapa kru bus sebenarnya sudah berusaha melerai, tapi pelaku beringas sekali,” kata Mega.
Pihak terminal bersama aparat keamanan bergerak cepat dan berhasil mengamankan tiga orang terduga pelaku untuk dimintai keterangan lebih lanjut. TNI dan Polisi Diminta Tegas Masyarakat berharap kejadian ini tidak dianggap sepele.
Terlebih, korban adalah anggota TNI aktif yang sedang berupaya menjaga ketertiban. Insiden ini dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap aparat dan simbol lemahnya keamanan di fasilitas publik seperti terminal.
Pihak keluarga korban berharap para pelaku dihukum setimpal. Masyarakat juga mendesak aparat untuk membersihkan premanisme di Terminal Arjosari yang selama ini kerap meresahkan