Mubeng Beteng 1 Suro 2025: Tradisi Tapa Bisu Keliling Benteng Keraton Jogja

Peserta Mubeng Beteng Akan berjalan membisu keliling benteng
Sumber :
  • instagram @kratonjogja

Viva, Banyumas - Setiap malam 1 Suro, Keraton Yogyakarta menjadi pusat perhatian masyarakat Jawa. Pada Kamis, 26 Juni 2025, ribuan warga mengikuti Mubeng Beteng, sebuah tradisi sakral dalam memperingati Tahun Baru Jawa 1959 Dal. Acara dimulai pukul 23.00 WIB dan berlangsung hingga selesai dini hari.

Geger Geden! 7 Ramalan Mengerikan Setelah 1 Suro 2025, Siapkah Kita?

Mubeng Beteng atau berjalan keliling benteng ini merupakan tapa bisu, yakni berjalan kaki tanpa berbicara sepanjang rute yang mengelilingi kawasan benteng Kraton Yogyakarta.

Tradisi ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi salah satu bentuk refleksi spiritual bagi masyarakat Jawa. Dilansir dari akun resmi Dinas Kebudayaan DIY (@dinaskebudayaandiy), acara Mubeng Beteng diawali dengan pembacaan macapat setelah salat Isya di Bangsal Ponconiti, Kompleks Kamandungan Lor (Keben).

Mengerikan! Ramalan 1 Suro 2025 Bertepatan Jumat Kliwon, Resesi dan Perang Dunia Siap Meledak?

Setelah itu, para peserta memulai perjalanan spiritual secara membisu, menahan diri dari berbicara, dan fokus pada kontemplasi diri.

Rute Mubeng Beteng 2025 meliputi: Keben (Kamandungan Lor), Ngabean, Pojok Beteng Kulon, Plengkung Gading, Pojok Beteng Wetan, Jalan Ibu Ruswo, Alun-Alun Utara, Kembali ke Kamandungan Lor.

Malam 1 Suro Bukan Mitos! Ini Tradisi Asli Keraton Yogya dan Solo yang Masih Bertahan 4 Abad

Makna dari Mubeng Beteng sangat dalam bagi budaya Jawa. Tapa bisu bukan sekadar berjalan dalam diam, melainkan latihan pengendalian diri, introspeksi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Melangkah dalam sunyi di tengah malam menjadi simbol pembersihan batin dari segala nafsu, amarah, dan kesombongan. Keraton Yogyakarta mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan ini.

Halaman Selanjutnya
img_title