Meriah dan Sakral, Inilah Beberapa Tradisi Muharram di Indonesia yang Masih Lestari

Tradisi Do'a Awal dan Akhir tahun di masjid-masjid
Sumber :
  • Pixabay

Bulan Muharram dikenal sebagai bulan penuh keutamaan. Di dalamnya terdapat dua hari puasa sunnah yang sangat dianjurkan, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram, yang dikenal sebagai puasa Tasu'a dan Asyura. Selain sebagai ibadah, puasa ini juga menjadi momen refleksi spiritual bagi banyak umat islam.

Gak Nyangka! 7 Weton Wanita Ini Bisa Jadi Kunci Rezeki Suami Melimpah, Nomor 3 Bikin Kaget!

4. Bubur Suro

Di sebagian daerah seperti Jawa dan Sumatera, Muharram identik dengan tradisi membuat bubur suro. Bubur ini dibuat dengan bahan khas seperti beras, santan, dan aneka lauk pelengkap. Disajikan sebagai wujud rasa syukur dan harapan akan keberkahan di tahun baru, bubur suro biasanya disantap bersama keluarga atau dibagikan ke tetangga.

Benarkah Weton Kamis Kliwon Membawa Jabatan dan Uang di Tahun 2025? Begini Menurut Primbon Jawa!

5. Ngumbah Pusoko

Di kalangan masyarakat Jawa, 1 Muharram dikenal juga sebagai 1 Suro. Momen ini dianggap sakral, dan salah satu tradisinya adalah ngumbah pusoko—ritual memandikan benda pusaka seperti keris dan tombak. Tradisi ini merupakan simbol pembersihan diri dan penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur.

Ternyata Ini Alasan Weton Kamis Wage Hidupnya Penuh Ujian! Nomor 4 Sering Bikin Mental Drop

Tradisi Muharram di Indonesia bukan sekadar seremonial, tapi juga menjadi refleksi nilai keagamaan dan budaya yang terus hidup dari generasi ke generasi. Di tengah modernitas, pelestarian tradisi seperti ini menjadi pengingat pentingnya spiritualitas dan jati diri bangsa.