Ada Apa di Sedekah Laut Cilacap? Titipan Khusus Sri Sultan Siap Dilarung!
- Pexel @Taryn Elliott
Viva, Banyumas - Perayaan sedekah laut di wilayah Cilacap akan kembali digelar pada Jumat, 27 Juni 2025, bertepatan dengan 1 Suro dalam kalender Jawa. Kegiatan sakral ini merupakan hasil kerja sama antara DPC HNSI Kabupaten Cilacap dengan rukun nelayan setempat.
Salah satu yang paling dinanti adalah titipan khusus Sri Sultan yang akan dilarung bersama sesaji lainnya ke laut selatan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sedekah laut di Cilacap tak hanya menjadi bentuk ungkapan syukur nelayan, tetapi juga menghadirkan nuansa spiritual dan budaya yang kental.
Tahun ini, prosesi larung jolen akan disertai titipan khusus dari Sri Sultan, yang berisi perlengkapan perempuan dan perhiasan, dan akan dilarung ke tengah laut sebagai bagian dari upacara adat.
Kehadiran titipan khusus Sri Sultan untuk dilarung dalam sedekah laut Cilacap menjadi simbol penting dalam menjaga hubungan antara manusia, leluhur, dan alam. Tradisi ini tidak hanya memperkuat identitas budaya masyarakat pesisir Cilacap, tetapi juga mempererat ikatan sejarah dengan Keraton Yogyakarta melalui prosesi larung yang sarat makna.
Dilansir dari akun Instagram @cilacap_info.id, Namun, tahun ini ada yang istimewa. Dalam rangkaian acara sedekah laut Cilacap, akan dilakukan prosesi larung jolen atau melarung sesaji ke tengah laut.
Yang mengejutkan, salah satu jolen berisi titipan khusus dari Sri Sultan Hamengkubuwana X melalui utusan resmi dari Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu paguyuban kerabat mataram (Pakem). Titipan tersebut dikemas dalam dua kotak dan berisi perlengkapan wanita secara lengkap.
Mulai dari aksesori rambut seperti cemara dan susuk konde, pakaian hijau mupus gedang, jarit lurik, hingga kutang dan stagen. Tak hanya itu, di dalamnya juga ada perhiasan seperti cincin, anting (suweng), kalung, gelang, dan sandal. Meski tidak seluruhnya dari emas, isi sesaji ini tetap sarat makna simbolik.
Wakil Ketua I DPC HNSI Cilacap, Parjo Hadi Pranoto, menyebutkan bahwa kehadiran sesaji dari Sri Sultan merupakan bentuk penghormatan dan spiritualitas budaya yang kental.
Parjo mengatakan Ini adalah tradisi turun-temurun yang menghubungkan laut, manusia, dan leluhur. Sebagai informasi, jumlah nelayan di Cilacap saat ini mencapai 17.927 orang yang tercatat dalam buku induk HNSI.
Gelaran sedekah laut tidak hanya sebagai ritual spiritual, tetapi juga menjadi festival budaya yang menyatukan ribuan nelayan dan masyarakat umum dalam satu perayaan besar.
Sedekah laut Cilacap tahun ini bukan sekadar tradisi tahunan. Hadirnya sesaji dari Sri Sultan Hamengkubuwana X membuat acara ini terasa sakral dan istimewa. Tak heran jika ribuan mata akan tertuju ke laut selatan Cilacap pada 27 Juni nanti, menanti prosesi larung jolen yang penuh makna dan misteri budaya