Perusakan Ambulans Saat Demo ODOL Solo Berakhir Damai, Tapi…

ilustrasi Ambulans berkumpul minta keadilan perusakan di Solo
Sumber :
  • pexel @Allen Beilschmidt sr.

Viva, Banyumas - Aksi demo sopir truk menolak kebijakan Zero ODOL di Ring Road Mojosongo, Solo, Kamis (19/6/2025), diwarnai insiden perusakan ambulans milik komunitas Thariqul Jannah. Kendaraan medis tersebut dirusak oleh oknum yang diduga berasal dari massa demo, setelah ambulans melintas dengan menyalakan sirene.

Respon Aksi Demo Sopir Truk di Purbalingga, Bupati Fahmi Siap Perjuangkan Aspirasi ke Pusat

Insiden itu membuat Forum Ambulans Sukoharjo Bersatu (FAST) langsung bereaksi dan meminta pertanggungjawaban. Upaya mediasi pun segera dilakukan, melibatkan pihak kepolisian, komunitas ambulans, dan komunitas sopir truk yang terlibat dalam demo ODOL.

Kedua pihak sepakat menyelesaikan persoalan perusakan ambulans tersebut secara damai, tanpa melanjutkan ke ranah hukum. Komunitas sopir truk juga bersedia mengganti kerugian dan berkomitmen mencari pelaku yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Imbas Aksi Demo Sopir Truk Tolak Kebijakan ODOL di Banjarnegara, Inilah Rute Pengalihan Arus Jalan

Meski diselesaikan secara damai, pihak FAST menilai bahwa kasus perusakan ambulans saat demo ODOL di Solo ini tak bisa dianggap sepele. Mereka berharap kesepakatan ini tidak hanya menjadi bentuk damai formalitas, tetapi juga disertai tindakan nyata.

Sebab, jika pelaku tidak ditemukan dan kasus terulang, potensi konflik antar komunitas bisa kembali mencuat dan memperkeruh situasi.

Situasi Terkini Demo Sopir Truk di Banjarnegara, Aksi Turun Jalan Langsung

Dilansir dari laman Instagram @kotasolo_fp, Perusakan tersebut terjadi ketika ambulans melintas dan menyalakan sirene mendadak. Hal ini diduga mengejutkan para sopir truk yang kemudian menggeledah ambulans karena curiga.

Namun karena tidak menemukan pasien di dalam kendaraan, situasi berubah menjadi kericuhan yang berujung pada kerusakan mobil ambulans.

FAST yang menerima informasi dari grup internal mereka, langsung bergerak dan melakukan koordinasi untuk menuntut pertanggungjawaban. Sekitar 20 unit ambulans dari komunitas FAST kemudian berkumpul di SPBU Plesungan, Karanganyar, untuk meminta klarifikasi dan ganti rugi atas kerusakan yang terjadi.

Koordinasi dengan pihak kepolisian dilakukan guna mencegah kericuhan lebih lanjut. Setelah melakukan pertemuan dengan komunitas sopir truk, akhirnya kedua pihak sepakat menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.

Komunitas sopir truk menyatakan kesediaannya mengganti kerugian serta berjanji mencari pelaku perusakan. Meski telah berdamai, Ketua FAST Rofi Intihan menegaskan pentingnya penyelesaian secara tuntas.

Mereka tidak ingin masalah ini menjadi preseden buruk di masa mendatang, terlebih ambulans merupakan layanan publik yang harus dihormati dan didukung semua pihak. Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa peristiwa ini lebih pada miskomunikasi di lapangan, dan bukan serangan terencana.

Namun hingga berita ini diturunkan, perwakilan komunitas sopir truk belum memberikan keterangan resmi terkait pelaku. FAST berharap komitmen pencarian pelaku tetap dilanjutkan, agar tidak ada kesan bahwa perdamaian ini hanya menutup-nutupi masalah sebenarnya