Dua Supir Truk di Lumajang Adu Bacok Rebut Janda, Tapi Endingnya Tak Disangka

ilustrasi Polisi mediasi dua supir truk usai duel bacok soal janda
Sumber :
  • Pexel @Lê Minh

Viva, Banyumas - Kisah mengejutkan datang dari Lumajang, di mana dua supir truk terlibat adu bacok hanya karena sama-sama ingin merebut hati seorang janda berinisial S. Peristiwa ini terjadi di siang hari dan menghebohkan warga sekitar karena melibatkan celurit sebagai senjata. Siapa sangka, adu bacok yang begitu sengit itu ternyata memiliki endingnya yang tak disangka oleh banyak orang.

Tak Disangka, Beginilah Perubahan Siswa SRMA 43 Magelang Setelah 2 Bulan

Adu bacok antara dua supir di Lumajang itu berlangsung cukup serius, bahkan nyaris menimbulkan korban luka berat. Motifnya sederhana namun tragis—keduanya nekat saling serang demi rebut janda yang tinggal di Kecamatan Tempeh.

Endingnya pun tak kalah mengejutkan, karena setelah semua pertikaian itu, sang janda ternyata tidak memilih satu pun dari mereka.

Miris! Pengendara Motor Terserempet Truk Hingga Terjatuh dan Tertabrak Kendaraan Lain di Sragen

Setelah dimediasi oleh aparat, dua supir yang sempat berseteru di Lumajang itu akhirnya memilih berdamai. Pertikaian mereka dalam adu bacok untuk rebut janda S berakhir dengan kesadaran bahwa apa yang dilakukan justru merugikan diri sendiri.

Endingnya benar-benar tak disangka, karena bukan hanya gagal mendapatkan cinta, mereka juga hampir kehilangan keselamatan dan nama baik.

Diduga dari Puntung Rokok, Truk Pengangkut Limbah Triplek Terbakar di Mandiraja Banjarnegara

Dilansir dari akun Instagram @rembang.terkini, Dua pria yang terlibat adalah Solikin alias Topeng (40) dan Mahfud (30). Keduanya adalah pemimpin daerah operasional angkutan truk yang kebetulan memiliki ketertarikan kepada wanita yang sama.

Perselisihan memuncak hingga berujung duel satu lawan satu di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Lumajang.

Bentrokan ini langsung ditangani oleh Polres Lumajang yang mengambil langkah bijak melalui penyelesaian di luar peradilan.

Setelah difasilitasi diskusi dan mediasi oleh kepolisian, keduanya akhirnya sepakat berdamai. Yang menarik, ternyata tak satu pun dari dua supir truk itu dipilih oleh janda S yang menjadi pusat perhatian.

Fakta ini membuat keduanya menyadari bahwa tindakan mereka tidak sepadan dengan hasil yang diterima.

Kapolres Lumajang, AKBP M Arsal Sahban, menjelaskan bahwa kedua pria tersebut menyadari kesalahan dan memilih untuk menyelesaikan masalah secara damai.

Polisi pun memutuskan untuk menghentikan perkara berdasarkan prinsip Restorative Justice, mengingat keduanya juga memiliki tanggungan keluarga dan anak-anak.

AKBP, M Arsal mengatakan Selain sebagai pelaku, mereka juga sebenarnya korban dari situasi emosional. Lebih baik diselesaikan damai agar tidak ada dendam yang berkelanjutan. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa persoalan cinta seharusnya tidak diselesaikan dengan kekerasan.

Apalagi ketika cinta tersebut tidak dibalas, seperti yang terjadi dalam kasus ini. Supir truk di Lumajang yang sempat berseteru akhirnya saling memaafkan dan memilih melanjutkan hidup masing-masing.

Kejadian ini mengandung pelajaran penting bagi masyarakat: bahwa cinta bukanlah alasan untuk mengorbankan keselamatan dan akal sehat, bahkan ketika melibatkan janda yang menjadi rebutan dua pria dewasa