Tangan Jaksa Terbelenggu: Fakta Tekanan Ormas di Balik Kasus Korupsi Bandung

Pujiyono Ungkap Jaksa kerja di bawah tekanan ormas
Sumber :
  • instagram @pujiyono_suwadi

Tekanan ini, menurut Pujiyono, bukan hanya memperlambat proses hukum, tapi juga mengancam keselamatan para jaksa.

Vonis 4,5 Tahun untuk Tom Lembong: Hakim Sebut Terbukti Korupsi, Tapi Tanpa Niat Jahat

Dikutip dari akun Instagram @voktis.id, Pujiyono mengatakan Misalnya enggak usah jauh-jauh, di Bandung saja ada.

Ketika ada tuntutan masyarakat untuk menangani kasus, ada ormas yang malah mem-back-up dan ganggu proses pulbaket.

Kasus Pendeta Bejat di Blitar: Polisi Duga Ada Korban Lain yang Dilecehkan Selain 4 Anak Dilakukan Sejak 2022

Fakta di balik pernyataan ini membuka realitas suram bahwa peran jaksa dalam menindak korupsi tidak sepenuhnya bebas dan aman.

Pujiyono, yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menegaskan bahwa ancaman terhadap nyawa jaksa bukan hal yang berlebihan. Dalam kondisi kekurangan personel, risiko intimidasi menjadi semakin besar.

Kejati Jateng Sita Rp13 M dari Pembelian Pabrik Beras Terkait Korupsi BUMD Cilacap

Lebih parah lagi, fenomena ini tak hanya terjadi di wilayah terpencil. Pujiyono mencontohkan bahwa di wilayah timur seperti Samosir, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku, satu kantor kejaksaan negeri bahkan hanya memiliki empat hingga enam orang.

Jaksa sering kali harus merangkap jabatan karena kekurangan personel, yang membuat penanganan kasus korupsi menjadi semakin berat.

Halaman Selanjutnya
img_title