TNI AD Rekrut 24 Ribu Tentara Baru, Benarkah Demi Bangun Desa atau Agenda Politik?
- instagram @tni_angkatan_darat
Dengan latar belakang Babinsa dan program-program seperti Koperasi Merah Putih, kekuatan teritorial TNI sudah cukup mendalam.
Menurutnya, ekspansi ini bisa menimbulkan efek dominasi militer dalam politik praktis dan bahkan memengaruhi proses pemilihan presiden di masa depan.
Kekhawatiran serupa juga disuarakan oleh Jaleswari Pramodhawardani dari LAB 45. Ia mempertanyakan dasar analisis kebutuhan yang digunakan dalam keputusan merekrut puluhan ribu prajurit baru, terutama ketika anggaran pertahanan sedang dibebani isu modernisasi alutsista.
Menurutnya, fokus TNI seharusnya diarahkan pada peningkatan kapabilitas tempur dan teknologi, bukan pada penambahan personel dalam jumlah besar.
Made juga menambahkan bahwa tanpa adanya ancaman perang nyata, pembesaran TNI dalam skala besar terkesan tidak relevan.
Ia mengingatkan bahwa banyak prajurit usia tua yang tak lagi bisa bertugas secara operasional bisa saja terdorong masuk ke ruang-ruang politik, membuka potensi benturan antara militer dan demokrasi sipil.