PAD Rp150 Miliar Terancam Hilang, Tambang Nikel Guncang Wisata Raja Ampat
- pexel @Stijn Dijkstra
Lebih dari 70 persen wisatawan yang datang ke Raja Ampat adalah turis mancanegara yang tertarik pada keindahan bawah laut serta kekayaan hayati kawasan tersebut.
Dengan adanya aktivitas pertambangan, jumlah kunjungan wisatawan diprediksi akan menurun drastis akibat rusaknya alam dan citra kawasan konservasi.
Raja Ampat sendiri merupakan rumah bagi 75 persen spesies laut dunia, termasuk 540 jenis karang dan lebih dari 1.500 spesies ikan. Kehilangan ekosistem ini bukan hanya menjadi kerugian lokal, tapi juga kerugian besar bagi dunia.
Novita menegaskan bahwa nilai ekologis Raja Ampat jauh lebih tinggi dibandingkan keuntungan sesaat dari eksploitasi nikel.
Ia mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera mencabut izin pertambangan serta menegakkan aturan perlindungan lingkungan.
Sebagai kawasan yang telah mendapat pengakuan internasional, Raja Ampat seharusnya dijaga sebagai aset jangka panjang.
"Kalau PAD dari wisata bisa mencapai Rp150 miliar tanpa merusak alam, kenapa memilih tambang yang hanya merusak?" pungkas Novita.