5 Kali Mogok dalam Beberapa Tahun, Ada Apa dengan KA Prameks Jalur Kutoarjo Yogyakarta?
- Pexel @pixabay
Viva, Banyumas - KA Prameks, kereta yang melayani rute Kutoarjo–Yogyakarta, kembali menarik perhatian setelah mengalami gangguan operasional terbaru. Sepanjang tahun 2025, tercatat sudah dua kali insiden terjadi, menambah catatan mogok 5 kali selama beberapa tahun terakhir. Gangguan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penumpang yang mengandalkan layanan ini setiap hari.
Dengan frekuensi mogok 5 kali dalam rentang waktu yang belum terlalu lama, muncul pertanyaan besar: ada apa sebenarnya dengan KA Prameks? Apakah perawatan armada yang mulai menua tidak lagi optimal? Atau ada persoalan teknis lain yang belum tertangani secara menyeluruh?
Masyarakat kini mulai bertanya tanya tentang keandalan KA Prameks sebagai transportasi komuter yang dapat diandalkan. Jika mogok 5 kali dalam beberapa tahun terakhir terus terulang, wajar jika publik bertanya-tanya: ada apa di balik seringnya gangguan ini, dan kapan solusi permanen akan benar-benar diwujudkan?
Dikutip dari akun Instagram @purworejoku, Insiden terbaru terjadi pada 25 Mei 2025. Prameks terpaksa diberhentikan di Stasiun Sentolo, Kulon Progo, karena mengalami gangguan teknis.
Penumpang yang berada di dalam kereta akhirnya dievakuasi ke rangkaian pengganti untuk melanjutkan perjalanan.
Peristiwa ini terjadi hanya sebulan lebih setelah gangguan sebelumnya yang terjadi pada 8 April 2025.
Pada insiden April tersebut, KA Prameks yang sedang melaju dari Kutoarjo menuju Yogyakarta mogok di antara Stasiun Wates dan Wojo.
Sebanyak 350 penumpang terdampak harus dialihkan ke kereta lain di Stasiun Kedundang. Waktu keterlambatan mencapai 190 menit, dan penyebabnya disebut sebagai gangguan sarana pada kereta.
Pihak PT KAI pun menyampaikan permohonan maaf kepada Masyarakat atas kejadian ini. Mereka menyatakan bahwa perbaikan dan penanganan telah dilakukan, serta berkomitmen untuk terus meningkatkan keandalan layanan.
Meski begitu, rentetan gangguan ini memicu pertanyaan serius mengenai kondisi armada Prameks yang sudah cukup berumur.
Sejak mulai beroperasi pada 1994, Prameks dikenal sebagai salah satu moda transportasi favorit masyarakat DIY dan sekitarnya karena tarifnya yang terjangkau dan jadwalnya yang padat.
Namun, dengan usia armada yang terus menua dan meningkatnya jumlah penumpang, kebutuhan akan modernisasi pun tak bisa dihindari.
Dalam beberapa kesempatan, pemerintah dan PT KAI telah mengemukakan rencana penggantian layanan Prameks dengan Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai solusi jangka panjang.
Gangguan demi gangguan yang menimpa Prameks seolah menjadi sinyal bahwa waktu untuk transisi itu sudah semakin mendesak.
Masyarakat pun kini menanti langkah nyata, agar perjalanan harian mereka tak lagi diwarnai kejutan yang tak diinginkan di rel kereta