Pernyataan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Soal MBG Disorot :Perutnya Kaget Usai Santap Makanan MBG Mengundang Reaksi Keras

Pernyataan Gubernur Luthfi Soal MBG Disorot
Sumber :
  • Pemprov Jateng

Ribuan anak di Jawa Tengah alami keracunan usai makan dari program MBG. Gubernur Ahmad Luthfi langsung bereaksi dan perintahkan evaluasi besar demi keamanan pangan anak

Mimpi Besar Ahmad Luthfi: Lahirkan Lulusan Jateng yang Siap Masuk Kampus Dunia Lewat Sekolah Garuda

Viva, Banyumas - Kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Tengah membuat publik terkejut. Sekitar 2.700 anak di 15 kabupaten/kota dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, dan sakit perut usai menyantap makanan dari program nasional tersebut.

Fenomena ini bahkan memicu komentar pedas dari warga yang menyebut “perutnya kaget” setelah makan hidangan MBG. Menanggapi situasi tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi turun tangan langsung.

Ahmad Luthfi Ingin Satu Pasar Satu Kios JTAB: Langkah Berani Pangkas Tengkulak di Jawa Tengah

Ia menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak boleh terulang kembali dan akan menjadi bahan evaluasi besar-besaran, terutama dalam aspek higienitas dan kesiapan dapur penyedia makanan.

Menurut Luthfi, akar persoalan berasal dari sanitasi yang buruk dan kurangnya pelatihan tenaga dapur, yang berakibat pada mudahnya makanan terkontaminasi bakteri.

Langkah Cepat Gubernur Luthfi Bikin Ketua BGN Kagum, Jawa Tengah Jadi Provinsi Terbaik Program MBG

“Kita tidak bisa main-main dengan makanan anak-anak. Jika higienitas diabaikan, dampaknya bisa fatal,” ujar Luthfi tegas di Semarang, Senin (6/10/2025).

Sebagai langkah cepat, Gubernur memerintahkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan verifikasi lapangan terhadap seluruh dapur penyedia makanan MBG.

Ia menekankan pentingnya penerapan Surat Laik Higienis Sanitasi (SLHS) secara nyata, bukan hanya formalitas di atas kertas. Selain itu, setiap kabupaten/kota diminta membentuk posko pengawasan 24 jam guna memantau distribusi dan kualitas makanan.

Luthfi juga melibatkan PKK dan Dinas Pendidikan untuk turut mengawasi mutu, cita rasa, dan kebersihan makanan sebelum disajikan kepada siswa.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan kebijakan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak sekolah, terutama dari keluarga prasejahtera. Namun, kasus keracunan massal ini menunjukkan perlunya standar operasional yang lebih ketat dan sistem kontrol mutu yang transparan.

“Programnya bagus, tapi pelaksanaannya harus disiplin. Jangan sampai anak-anak jadi korban karena kelalaian dapur atau vendor,” tambah Luthfi.

Ia juga meminta agar masyarakat melapor bila menemukan makanan yang mencurigakan atau berbau tidak sedap saat program MBG berlangsung.

Dengan pengawasan yang lebih ketat dan transparan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berharap program MBG tetap berjalan aman, higienis, dan berkelanjutan, tanpa membuat “perut anak-anak kaget” lagi