Menkeu Purbaya Ungkap Strategi Dana Rp200 Triliun, Klaim Ekonomi 2025 Bisa Moncer 5,5 perse dan Properti Bakal Bergairah
- Instagram @menkeuri
VIVA, Banyumas – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2025 bisa mencapai 5,5 persen.
Optimisme ini didorong oleh meningkatnya daya beli masyarakat serta prospek cerah sektor properti yang diperkirakan bakal bergairah dalam waktu dekat.
Keyakinan itu disampaikan Purbaya usai menghadiri agenda di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Selasa (30/9).
Menurutnya, strategi pemerintah menempatkan dana murah sebesar Rp200 triliun di lima bank milik negara menjadi kunci perbaikan ekonomi ke depan.
“Kalau saya pikir sih hampir across the board (di seluruh sektor, red.), yang jelas belanja masyarakat akan naik kencang, dan nanti properti akan tumbuh bagus,” kata Menkeu Purbaya dilansir dari tvOneNews, Rabu (1/9/2025).
Pemerintah telah mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit dengan cara menyalurkan dana dari Bank Indonesia ke lima bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI.
Purbaya menekankan, langkah ini akan membuka ruang lebih luas bagi sektor properti untuk bangkit.
“Saya pikir nanti pelan-pelan akan masuk ke sektor properti, di mana ketika orang pinjam kan jaminannya clear. Ini belum ke sana, saya pikir gak lama lagi akan ke sana,” jelasnya.
Jika dana itu benar-benar terserap ke sektor properti, dampaknya akan terasa pada peningkatan penjualan bahan bangunan seperti semen, serta naiknya konsumsi masyarakat terhadap produk makanan dan minuman.
“Jadi harusnya sih across the board yang mengalami pertumbuhan lebih cepat. Ini kan yang kita masukin ke sistem. Nggak dipilih-pilih kan. Perbankan yang milih, dan sistem yang milih sendiri,” tambah Menkeu Purbaya.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi pada akhir 2025 akan mencatat tren positif.
“Pertama, kita melihat belanja pemerintah akan positif. Jadi itu juga baik. Kedua, kita juga monitor investasi terus masuk sesuai dengan perencanaan. Ketiga, stimulus yang dilepaskan di kuartal IV ini itu nilainya mendekati 2 miliar dolar AS. Jadi, sekitar Rp30 triliun, tentu akan sangat membantu,” kata Airlangga.
Prediksi moncernya sektor properti bukan tanpa alasan. Industri ini memiliki efek berganda yang kuat terhadap sektor lain.
Peningkatan pembelian rumah atau apartemen otomatis mendorong penjualan semen, baja, cat, furnitur, hingga membuka peluang tenaga kerja baru.
Dengan kebijakan kredit murah, akses masyarakat untuk memiliki rumah diperkirakan akan lebih mudah.
Hal ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan kelas menengah yang menjadi penopang utama konsumsi domestik.