Tangis Pecah, 40 Pelajar Ricuh di Purbalingga Sujud Minta Maaf ke Orang Tua Usai Diamankan Polisi
- Tangkapan layar/Instagram @info_purbalingga
Sebanyak 40 Pelajar Pelaku Rusuh di Purbalingga menangis, Sujud Minta Maaf ke Orang Tua di Mapolres.
Viva, Banyumas – Efek aksi demo salah satunya di Purbalingga melibatkan puluhan massa dari kalangan pelajar.
Suasana haru dan penuh penyesalan menyelimuti Aula Wicaksana Laghawa Mapolres Purbalingga pada Kamis (4/9/2025).
Tangis 40 Pelajar yang diamankan saat aksi Kerusuhan pada Sabtu (30/8/2025) lalu.
Bahkan pecah saat mereka bersimpuh meminta maaf kepada orang tua masing-masing.
Usai pengamanan dari Kapolres Purbalingga, AKBP Achmad Akbar, para siswa SMP dan SMA ini berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Momen ini menjadi puncak dari proses pembinaan yang dilakukan pihak kepolisian.
Satu per satu, para pelajar menundukkan kepala di hadapan orang tua mereka.
Suasana seketika berubah haru saat isak tangis penyesalan terdengar di seluruh ruangan.
Para orang tua yang hadir juga tak kuasa menahan air mata melihat anak-anak mereka menyadari kesalahannya.
Kegiatan ini sengaja dirancang untuk menyentuh sisi psikologis para pelajar, agar mereka memahami dampak dari perbuatan mereka tidak hanya pada fasilitas umum, tetapi juga pada perasaan keluarga
Sebanyak 40 Pelajar Pelaku Rusuh di Purbalingga menangis, Sujud Minta Maaf ke Orang Tua di Mapolres.
Viva, Banyumas – Efek aksi demo salah satunya di Purbalingga melibatkan puluhan massa dari kalangan pelajar.
Suasana haru dan penuh penyesalan menyelimuti Aula Wicaksana Laghawa Mapolres Purbalingga pada Kamis (4/9/2025).
Tangis 40 Pelajar yang diamankan saat aksi Kerusuhan pada Sabtu (30/8/2025) lalu.
Bahkan pecah saat mereka bersimpuh meminta maaf kepada orang tua masing-masing.
Usai pengamanan dari Kapolres Purbalingga, AKBP Achmad Akbar, para siswa SMP dan SMA ini berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Momen ini menjadi puncak dari proses pembinaan yang dilakukan pihak kepolisian.
Satu per satu, para pelajar menundukkan kepala di hadapan orang tua mereka.
Suasana seketika berubah haru saat isak tangis penyesalan terdengar di seluruh ruangan.
Para orang tua yang hadir juga tak kuasa menahan air mata melihat anak-anak mereka menyadari kesalahannya.
Kegiatan ini sengaja dirancang untuk menyentuh sisi psikologis para pelajar, agar mereka memahami dampak dari perbuatan mereka tidak hanya pada fasilitas umum, tetapi juga pada perasaan keluarga