Jet Tempur J-35 Generasi Kelima Milik China Diklaim Punya Kemampuan Siluman Mumpuni, Berapa Harganya?
- nationalsecurityjournal.org
VIVA, Banyumas – Jet tempur merupakan salah satu simbol kekuatan militer yang paling ikonik, terutama dalam era perang modern di mana teknologi siluman (stealth) menjadi penentu kemenangan di udara.
Salah satu kandidat terbaru yang mencuri perhatian adalah Shenyang J-35, pesawat tempur generasi kelima yang tengah dikembangkan oleh China.
Meski masih tergolong baru, J-35 sudah diposisikan sebagai penantang serius bagi dominasi udara Amerika Serikat yang selama ini dipegang oleh F-35 dan F-22 Raptor.
Pertama kali diperkenalkan pada 2012, J-35 awalnya dirancang untuk pasar ekspor. Namun, desainnya kemudian dioptimalkan untuk Angkatan Laut PLA (PLAN) agar bisa beroperasi dari kapal induk.
Negara-negara seperti Rusia dan Pakistan bahkan melihat J-35 sebagai opsi hemat biaya untuk mendapatkan teknologi jet tempur siluman generasi kelima, dibandingkan membeli pesawat Barat yang harganya bisa mencapai triliunan Rupiah.
Kemampuan Siluman
Ukuran kemampuan siluman sebuah jet tempur biasanya diukur dari Radar Cross Section (RCS), tanda inframerah, dan pengendalian emisi elektronik.
RCS J-35 diperkirakan sekitar 0,01 m², mirip dengan F-22 Raptor tetapi sedikit lebih besar dari F-35 yang berada di bawah 0,005 m².
Dalam desainnya, J-35 menggunakan rangka pesawat berpermukaan halus, sirip ekor miring, dan ruang senjata internal, semua untuk mengurangi deteksi radar.
Namun, penggunaan mesin ganda meningkatkan tanda inframerah, membuatnya sedikit lebih rentan terhadap sistem pencarian inframerah dibanding F-35 yang bermesin tunggal.
China juga telah mengembangkan material Radar Absorbent Material (RAM), meski para analis percaya F-35 masih unggul karena teknologi RAM dan kontrol emisi elektromagnetiknya telah dikembangkan selama puluhan tahun.
Performa dan Jangkauan
J-35 dikabarkan mampu mencapai Mach 2,2, lebih cepat dari F-35 yang maksimal di Mach 1,6. Kecepatan ini membuatnya unggul dalam misi intersepsi cepat.
Namun, dari segi radius tempur, F-35A mampu menjangkau 2.200 km, sedangkan J-35 hanya diperkirakan 1.200–1.500 km. Dalam operasi militer jarak jauh, F-35 jelas memiliki fleksibilitas lebih besar.
Avionik dan Sensor
J-35 dilengkapi radar AESA berbasis galium nitrida (GaN) dan sensor elektro-optik. Meski tergolong canggih, para ahli menilai integrasi sistem F-35 masih lebih matang.
F-35 dilengkapi Helmet-Mounted Display System (HMDS) yang memungkinkan pilot melihat 360 derajat dan menggabungkan data secara real-time, sementara kokpit J-35 tetap menggunakan desain lebih konvensional.
Persenjataan
J-35 mendukung rudal PL-15 dan PL-10 yang disimpan di ruang senjata internal, dengan opsi tambahan di titik keras eksternal. F-35, di sisi lain, bisa membawa berbagai senjata seperti AIM-120 AMRAAM, AIM-9X Sidewinder, hingga bom pintar JDAM. F-35 juga dapat beralih ke “mode monster” dengan membawa senjata eksternal untuk daya tembak maksimal.
Meski belum bisa sepenuhnya menyamai keunggulan multi-spektrum F-35 atau kelincahan ekstrem F-22, J-35 tetap menjadi ancaman serius.
Kecepatan tinggi, kemampuan siluman yang kompetitif, dan harga yang relatif lebih terjangkau, diperkirakan jauh di bawah harga F-35 yang bisa mencapai Rp1,6 triliun per unit.
Dengan strategi pengembangan yang agresif, bukan tidak mungkin di masa depan J-35 akan semakin mendekati, atau bahkan melampaui, kemampuan jet tempur Barat di beberapa aspek.