Anggaran Rp 217 T Hanya Cukup Sampai Agustus! MBG Butuh Tambahan Rp 118 T

Anggaran MBG 2026 hanya cukup sampai Agustus, kata BGN
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Viva, Banyumas - Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menegaskan pentingnya kelanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk tahun 2026. Namun, program ambisius ini menghadapi tantangan besar terkait pendanaan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa anggaran yang telah ditetapkan dalam pagu indikatif 2026, yakni sebesar Rp 217 triliun, hanya cukup hingga akhir Agustus 2026.

Pernyataan anggaran untuk MBG sebesar 217 T hanya sampai Agustus ini disampaikan Dadan dalam rapat tertutup bersama Komisi IX DPR RI pada Kamis, 10 Juli 2025, dan dikonfirmasi kembali kepada media di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat (11/7/2025).

Menurut Dadan, jika target penerima MBG sebesar 82,9 juta orang mulai berjalan sejak Januari 2026, maka diperlukan anggaran sekitar Rp 25 triliun per bulan. Dengan skema tersebut, dana Rp 217 triliun akan habis terserap dalam 8 bulan pelaksanaan program.

“Kalau basis pelaksanaannya kita sukses di akhir tahun dengan 82,9 juta penerima, dan dimulai Januari, maka kebutuhan bulanannya lebih dari Rp 25 triliun,” ujar Dadan yang dikutip dari Viva.

Melihat kondisi tersebut, Dadan menyampaikan usulan resmi kepada DPR agar dilakukan penambahan anggaran sebesar Rp 118 triliun. Jika disetujui, total anggaran MBG tahun 2026 akan mencapai Rp 335 triliun.

“Ya, kita usulkan tambahan Rp 118 triliun untuk mencukupi kebutuhan sampai Desember,” jelasnya.

Program MBG sendiri merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, mencegah stunting, dan memastikan pemenuhan nutrisi generasi muda.

Dalam implementasinya, program ini memberikan asupan makanan bergizi kepada peserta didik di berbagai jenjang pendidikan. Dengan skala penerima yang mencapai puluhan juta orang, pelaksanaan MBG membutuhkan dukungan anggaran yang sangat besar.

BGN menegaskan bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada ketersediaan anggaran yang memadai dan berkelanjutan.

Permintaan penambahan anggaran ini pun menjadi sorotan, terutama karena besarnya angka yang diajukan.

Namun, Dadan menegaskan bahwa investasi pada gizi anak-anak adalah langkah strategis untuk masa depan bangsa.

Kini, keputusan ada di tangan DPR dan pemerintah, apakah akan mengakomodasi tambahan anggaran demi kelangsungan program MBG hingga akhir 2026, atau mencari alternatif kebijakan lainnya

Viva, Banyumas - Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menegaskan pentingnya kelanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk tahun 2026. Namun, program ambisius ini menghadapi tantangan besar terkait pendanaan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa anggaran yang telah ditetapkan dalam pagu indikatif 2026, yakni sebesar Rp 217 triliun, hanya cukup hingga akhir Agustus 2026.

Pernyataan anggaran untuk MBG sebesar 217 T hanya sampai Agustus ini disampaikan Dadan dalam rapat tertutup bersama Komisi IX DPR RI pada Kamis, 10 Juli 2025, dan dikonfirmasi kembali kepada media di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat (11/7/2025).

Menurut Dadan, jika target penerima MBG sebesar 82,9 juta orang mulai berjalan sejak Januari 2026, maka diperlukan anggaran sekitar Rp 25 triliun per bulan. Dengan skema tersebut, dana Rp 217 triliun akan habis terserap dalam 8 bulan pelaksanaan program.

“Kalau basis pelaksanaannya kita sukses di akhir tahun dengan 82,9 juta penerima, dan dimulai Januari, maka kebutuhan bulanannya lebih dari Rp 25 triliun,” ujar Dadan yang dikutip dari Viva.

Melihat kondisi tersebut, Dadan menyampaikan usulan resmi kepada DPR agar dilakukan penambahan anggaran sebesar Rp 118 triliun. Jika disetujui, total anggaran MBG tahun 2026 akan mencapai Rp 335 triliun.

“Ya, kita usulkan tambahan Rp 118 triliun untuk mencukupi kebutuhan sampai Desember,” jelasnya.

Program MBG sendiri merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, mencegah stunting, dan memastikan pemenuhan nutrisi generasi muda.

Dalam implementasinya, program ini memberikan asupan makanan bergizi kepada peserta didik di berbagai jenjang pendidikan. Dengan skala penerima yang mencapai puluhan juta orang, pelaksanaan MBG membutuhkan dukungan anggaran yang sangat besar.

BGN menegaskan bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada ketersediaan anggaran yang memadai dan berkelanjutan.

Permintaan penambahan anggaran ini pun menjadi sorotan, terutama karena besarnya angka yang diajukan.

Namun, Dadan menegaskan bahwa investasi pada gizi anak-anak adalah langkah strategis untuk masa depan bangsa.

Kini, keputusan ada di tangan DPR dan pemerintah, apakah akan mengakomodasi tambahan anggaran demi kelangsungan program MBG hingga akhir 2026, atau mencari alternatif kebijakan lainnya