Sampah Plastik Jadi Emas? Bupati Magelang Grengseng Ungkap Strategi Desa Mandiri Sampah

Bupati Magelang saat kampanye pengelolaan sampah desa
Sumber :
  • instagram @grengsengpamudji

Viva, Banyumas - Dalam momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Bupati Magelang Grengseng Pamuji menyampaikan gagasan baru yang menggugah perhatian publik terkait penanganan sampah plastik. Di hadapan warga Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, ia ungkap strategi berbasis komunitas yang disebut sebagai desa mandiri sampah.

Menurutnya, jika dikelola secara konsisten, limbah plastik bukan sekadar beban lingkungan, melainkan dapat menjadi sumber nilai ekonomi bagi masyarakat desa. Lebih jauh, Bupati Magelang Grengseng menjelaskan bahwa sampah plastik bisa diolah menjadi produk bernilai guna, bahkan sebagai bahan bakar alternatif untuk alat pertanian.

Ia ungkap strategi pembentukan desa mandiri sampah yang akan dimulai tahun 2026 dengan beberapa desa percontohan. Strategi ini dirancang untuk memastikan bahwa pengelolaan limbah dilakukan langsung oleh masyarakat, dan hasil ekonominya pun dapat dirasakan oleh desa itu sendiri.

Selain soal teknis, Grengseng menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah plastik. Ia menyebut, program desa mandiri sampah tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga sarana membentuk budaya baru yang lebih peduli.

Bupati Magelang berharap langkah ini bisa menjadi pemicu kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan dan menciptakan nilai tambah dari limbah yang selama ini diabaikan.

Menurut Bupati Magelang, pengelolaan sampah plastik bukan sekadar tanggung jawab teknis pemerintah, melainkan isu budaya dan perilaku masyarakat yang harus diubah. Oleh karena itu, Pemkab Magelang akan memulai program desa mandiri sampah pada tahun 2026.

Desa-desa yang terpilih sebagai prototipe akan diuji kemampuannya dalam mengelola sampah hingga tuntas. Jika hasilnya sukses dengan capaian di atas 70 persen, skema ini akan direplikasi ke seluruh wilayah kabupaten. Lebih lanjut, Bupati Grengseng mengungkapkan bahwa sampah plastik memiliki potensi ekonomi luar biasa.

Salah satu inovasi yang dipaparkan adalah pemanfaatan plastik sebagai bahan bakar alternatif untuk traktor dan mesin pertanian.

“Kalau dikelola akumulatif, bukan tidak mungkin desa bisa mendapatkan nilai ekonomi dari barang yang semula dianggap tak berguna,” jelasnya dilansir dari laman Pemkab Magelang paada 24 Juni 2025. Selain plastik, pengelolaan sampah organik juga tak luput dari perhatian.

Melalui teknik biofermentasi dan kompos, desa-desa di Magelang diharapkan bisa menghasilkan pupuk organik sendiri yang ramah lingkungan. Pemerintah juga akan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pertanian untuk pelatihan serta dukungan teknis.

Dengan program ini, Pemerintah Kabupaten Magelang tak hanya ingin mengurangi polusi plastik, tapi juga menciptakan budaya baru yang berbasis pada kepedulian lingkungan. Grengseng percaya bahwa solusi berkelanjutan hanya akan tercapai jika masyarakat terlibat langsung dan mendapatkan manfaat nyata

Viva, Banyumas - Dalam momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Bupati Magelang Grengseng Pamuji menyampaikan gagasan baru yang menggugah perhatian publik terkait penanganan sampah plastik. Di hadapan warga Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, ia ungkap strategi berbasis komunitas yang disebut sebagai desa mandiri sampah.

Menurutnya, jika dikelola secara konsisten, limbah plastik bukan sekadar beban lingkungan, melainkan dapat menjadi sumber nilai ekonomi bagi masyarakat desa. Lebih jauh, Bupati Magelang Grengseng menjelaskan bahwa sampah plastik bisa diolah menjadi produk bernilai guna, bahkan sebagai bahan bakar alternatif untuk alat pertanian.

Ia ungkap strategi pembentukan desa mandiri sampah yang akan dimulai tahun 2026 dengan beberapa desa percontohan. Strategi ini dirancang untuk memastikan bahwa pengelolaan limbah dilakukan langsung oleh masyarakat, dan hasil ekonominya pun dapat dirasakan oleh desa itu sendiri.

Selain soal teknis, Grengseng menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah plastik. Ia menyebut, program desa mandiri sampah tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga sarana membentuk budaya baru yang lebih peduli.

Bupati Magelang berharap langkah ini bisa menjadi pemicu kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan dan menciptakan nilai tambah dari limbah yang selama ini diabaikan.

Menurut Bupati Magelang, pengelolaan sampah plastik bukan sekadar tanggung jawab teknis pemerintah, melainkan isu budaya dan perilaku masyarakat yang harus diubah. Oleh karena itu, Pemkab Magelang akan memulai program desa mandiri sampah pada tahun 2026.

Desa-desa yang terpilih sebagai prototipe akan diuji kemampuannya dalam mengelola sampah hingga tuntas. Jika hasilnya sukses dengan capaian di atas 70 persen, skema ini akan direplikasi ke seluruh wilayah kabupaten. Lebih lanjut, Bupati Grengseng mengungkapkan bahwa sampah plastik memiliki potensi ekonomi luar biasa.

Salah satu inovasi yang dipaparkan adalah pemanfaatan plastik sebagai bahan bakar alternatif untuk traktor dan mesin pertanian.

“Kalau dikelola akumulatif, bukan tidak mungkin desa bisa mendapatkan nilai ekonomi dari barang yang semula dianggap tak berguna,” jelasnya dilansir dari laman Pemkab Magelang paada 24 Juni 2025. Selain plastik, pengelolaan sampah organik juga tak luput dari perhatian.

Melalui teknik biofermentasi dan kompos, desa-desa di Magelang diharapkan bisa menghasilkan pupuk organik sendiri yang ramah lingkungan. Pemerintah juga akan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pertanian untuk pelatihan serta dukungan teknis.

Dengan program ini, Pemerintah Kabupaten Magelang tak hanya ingin mengurangi polusi plastik, tapi juga menciptakan budaya baru yang berbasis pada kepedulian lingkungan. Grengseng percaya bahwa solusi berkelanjutan hanya akan tercapai jika masyarakat terlibat langsung dan mendapatkan manfaat nyata