Zakir Naik Ungkap Malaysia Negara Terbaik untuk Muslim Bukan Indonesia, Ini Alasannya!

Zakir Naik saat tampil di siniar bersama dr. Richard Lee
Sumber :
  • instagram @zakirnaik_uz

Viva, Banyumas - Pendakwah terkenal asal India, Zakir Naik, kembali menjadi sorotan usai ungkap pandangannya soal negara ideal bagi umat Muslim. Dalam wawancara dengan dr. Richard Lee yang ditayangkan di YouTube, ia menyebut Malaysia sebagai negara terbaik untuk menjalankan kehidupan Islami.

Menurutnya, bukan Indonesia, Arab Saudi, atau negara Muslim lainnya yang layak menyandang predikat itu, melainkan Malaysia karena memiliki landasan hukum yang lebih dekat dengan syariah. Zakir Naik menilai bahwa meskipun Malaysia hanya memiliki sekitar 63% populasi Muslim, negara itu tetap menjadikan Islam sebagai agama resmi, yang menjadi salah satu indikator penting baginya dalam menyebut negara terbaik.

Ia ungkap bahwa banyak negara dengan mayoritas Muslim, termasuk Indonesia, justru tidak menerapkan hukum berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah. Karena itu, menurutnya, bukan Indonesia, melainkan Malaysia yang lebih mendukung kehidupan Islami.

Dalam pandangannya, Zakir Naik juga menekankan faktor kestabilan politik, keamanan, serta sistem ekonomi syariah di Malaysia yang menjadikannya negara terbaik untuk Muslim.

Ia ungkap bahwa sistem perbankan dan asuransi di Malaysia jauh lebih Islami dibanding negara-negara lain. Oleh sebab itu, ia kembali menegaskan bahwa bukan Indonesia yang ideal untuk Muslim, melainkan Malaysia yang dinilainya lebih konsisten dalam penerapan nilai-nilai Islam.

Menurut Zakir, keunggulan Malaysia terletak pada status Islam sebagai agama resmi negara, meskipun hanya sekitar 63 persen penduduknya yang beragama Islam.

Ia membandingkan kondisi ini dengan Indonesia dan Bangladesh yang secara mayoritas Muslim namun, menurutnya, tetap menerapkan sistem pemerintahan sekular.

Zakir menyayangkan bahwa di beberapa negara Muslim, kebijakan dan hukum tidak didasarkan pada Al-Qur’an dan sunnah.

Dikutip dari akun Youtube dr. Richard Lee, Zakir mengatakan Secara data, Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar. Tapi dengan jumlah sekitar 80 persen Muslim, justru tidak mengikuti Al-Qur’an dan sunah. Mereka disebut negara sekular.

Zakir juga menyoroti keamanan, kestabilan politik, serta posisi netral Malaysia dalam konflik internasional, yang menurutnya menjadikan negara tersebut ideal bagi umat Islam. Tidak hanya itu, ia memuji sistem ekonomi Malaysia yang dinilainya lebih dekat dengan prinsip-prinsip syariah, seperti keberadaan perbankan dan asuransi syariah yang kuat dan aktif.

Meski menyebut Malaysia belum sempurna, ia merasa tinggal di sana membuatnya bisa menjalani kehidupan sesuai nilai-nilai Islam tanpa tekanan.

Zakir menyatakan bahwa banyak negara Muslim saat ini justru dikendalikan atau dipengaruhi oleh pihak-pihak non-Muslim, yang membuat penerapan syariah terhambat.

Pernyataan Zakir Naik ini pun mengundang reaksi beragam, terutama dari warganet Indonesia. Sebagian mempertanyakan dasar penilaian Zakir, sementara yang lain menilai bahwa kritik tersebut seharusnya menjadi cermin untuk memperbaiki sistem keislaman di tanah air

Viva, Banyumas - Pendakwah terkenal asal India, Zakir Naik, kembali menjadi sorotan usai ungkap pandangannya soal negara ideal bagi umat Muslim. Dalam wawancara dengan dr. Richard Lee yang ditayangkan di YouTube, ia menyebut Malaysia sebagai negara terbaik untuk menjalankan kehidupan Islami.

Menurutnya, bukan Indonesia, Arab Saudi, atau negara Muslim lainnya yang layak menyandang predikat itu, melainkan Malaysia karena memiliki landasan hukum yang lebih dekat dengan syariah. Zakir Naik menilai bahwa meskipun Malaysia hanya memiliki sekitar 63% populasi Muslim, negara itu tetap menjadikan Islam sebagai agama resmi, yang menjadi salah satu indikator penting baginya dalam menyebut negara terbaik.

Ia ungkap bahwa banyak negara dengan mayoritas Muslim, termasuk Indonesia, justru tidak menerapkan hukum berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah. Karena itu, menurutnya, bukan Indonesia, melainkan Malaysia yang lebih mendukung kehidupan Islami.

Dalam pandangannya, Zakir Naik juga menekankan faktor kestabilan politik, keamanan, serta sistem ekonomi syariah di Malaysia yang menjadikannya negara terbaik untuk Muslim.

Ia ungkap bahwa sistem perbankan dan asuransi di Malaysia jauh lebih Islami dibanding negara-negara lain. Oleh sebab itu, ia kembali menegaskan bahwa bukan Indonesia yang ideal untuk Muslim, melainkan Malaysia yang dinilainya lebih konsisten dalam penerapan nilai-nilai Islam.

Menurut Zakir, keunggulan Malaysia terletak pada status Islam sebagai agama resmi negara, meskipun hanya sekitar 63 persen penduduknya yang beragama Islam.

Ia membandingkan kondisi ini dengan Indonesia dan Bangladesh yang secara mayoritas Muslim namun, menurutnya, tetap menerapkan sistem pemerintahan sekular.

Zakir menyayangkan bahwa di beberapa negara Muslim, kebijakan dan hukum tidak didasarkan pada Al-Qur’an dan sunnah.

Dikutip dari akun Youtube dr. Richard Lee, Zakir mengatakan Secara data, Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar. Tapi dengan jumlah sekitar 80 persen Muslim, justru tidak mengikuti Al-Qur’an dan sunah. Mereka disebut negara sekular.

Zakir juga menyoroti keamanan, kestabilan politik, serta posisi netral Malaysia dalam konflik internasional, yang menurutnya menjadikan negara tersebut ideal bagi umat Islam. Tidak hanya itu, ia memuji sistem ekonomi Malaysia yang dinilainya lebih dekat dengan prinsip-prinsip syariah, seperti keberadaan perbankan dan asuransi syariah yang kuat dan aktif.

Meski menyebut Malaysia belum sempurna, ia merasa tinggal di sana membuatnya bisa menjalani kehidupan sesuai nilai-nilai Islam tanpa tekanan.

Zakir menyatakan bahwa banyak negara Muslim saat ini justru dikendalikan atau dipengaruhi oleh pihak-pihak non-Muslim, yang membuat penerapan syariah terhambat.

Pernyataan Zakir Naik ini pun mengundang reaksi beragam, terutama dari warganet Indonesia. Sebagian mempertanyakan dasar penilaian Zakir, sementara yang lain menilai bahwa kritik tersebut seharusnya menjadi cermin untuk memperbaiki sistem keislaman di tanah air