Konflik Jalan Tambang: 478 Pekerja Semen Gresik Rembang Dirumahkan

Ilustrasi Pabrik Semen terhenti Gegara jalan tambang Desa Tegaldowo
Sumber :
  • pexel @Lucho Castro Barrantes

Viva, Banyumas - Konflik jalan tambang di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, menjadi pemicu utama terhentinya produksi PT Semen Gresik Rembang. Penutupan akses jalan oleh pemerintah desa membuat truk pengangkut bahan baku tidak bisa keluar masuk, sehingga produksi semen terganggu. Kondisi ini memicu persoalan besar bagi kelangsungan pabrik dan aktivitas operasionalnya.

Akibat konflik jalan tambang ini, sebanyak 478 pekerja PT Semen Gresik Rembang harus dirumahkan sementara. Mereka sebagian besar berstatus tenaga outsourcing dan merasakan dampak langsung dari penghentian produksi. Para pekerja menunggu solusi agar bisa kembali bekerja dan menghidupi keluarganya dalam situasi yang tidak pasti ini.

Dikutip dari tvonenews, Pihak pemerintah daerah dan desa terus berupaya mencari jalan keluar atas konflik jalan tambang tersebut. Namun, hingga kini persoalan belum selesai, sehingga 478 pekerja Semen Gresik Rembang masih dirumahkan.

Penyelesaian konflik ini sangat penting demi kelangsungan produksi dan kesejahteraan pekerja yang bergantung pada pabrik tersebut.

Penutupan jalan ini bukan tanpa alasan. Kepala Desa Tegaldowo, Kundari, menegaskan bahwa jalan yang ditutup merupakan aset desa yang telah dibuktikan secara hukum melalui dua putusan pengadilan, yakni Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Surabaya.

Saat ini proses hukum masih berlanjut hingga tingkat kasasi di Mahkamah Agung. Meski jalan utama ditutup, desa masih menyediakan akses selebar tiga meter yang bisa dilalui truk kecil, namun pihak pabrik tidak menggunakan jalur tersebut.

Dampak dari penghentian produksi ini sangat terasa bagi tenaga kerja, terutama yang berstatus outsourcing.