Anak SMP Boyolali Dilecehkan Kakek Tiri, Terkuak Oleh Guru Temukann Luka Sayatan di Tangan Korban
- pexel @pixabay
Seorang guru BK di Boyolali mengungkap kasus kekerasan terhadap siswinya setelah melihat tanda-tanda self harm. Korban kini mendapat perlindungan dan pendampingan psikologis
Viva, Banyumas - Kepedulian guru di salah satu SMP Negeri di Boyolali, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus yang selama ini tersembunyi. Seorang siswi kelas VIII ditemukan mengalami tekanan psikologis berat hingga menunjukkan tanda-tanda menyakiti diri sendiri atau self harm.
Dari situ, terungkap fakta mengejutkan bahwa sang anak rupanya menjadi korban tindakan tidak pantas oleh kakek tirinya.
Kasus ini mencuat setelah guru Bimbingan Konseling (BK) sekolah tersebut memperhatikan perubahan perilaku siswi berinisial A yang tampak murung, sulit fokus belajar, dan sering menyendiri.
Ketika guru mencoba mendekat, ditemukan luka sayatan di tangannya.
Setelah dilakukan pendekatan psikologis, akhirnya siswi itu berani bercerita tentang peristiwa yang dialaminya di rumah. Peristiwa tersebut langsung dilaporkan ke pihak berwenang.
Kasus resmi masuk ke Polres Boyolali pada Kamis, 3 Oktober 2025.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sekolah untuk memberikan perlindungan kepada korban.
Dikutip dari wonosobozone, Sekolah sudah melakukan pendampingan intensif dan memastikan keamanan anak. Pihak sekolah siap membantu apabila dibutuhkan untuk pendampingan hukum maupun psikologis.
Menurutnya, saat ini korban sudah dipindahkan dan tinggal bersama keluarga lain untuk menjamin keselamatan serta kenyamanannya.
Tim sekolah dan DP2KBP3A juga terus memantau kondisi psikologis korban agar bisa kembali menjalani aktivitas belajar dengan tenang.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Indrawan Wira Saputra, menyebutkan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam terkait laporan tersebut.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena berawal dari kepekaan seorang guru terhadap perubahan perilaku muridnya. Banyak pihak memuji langkah cepat sekolah dalam memberikan pendampingan dan perlindungan.
Para pemerhati anak mengingatkan bahwa tanda-tanda seperti murung berkepanjangan, penurunan prestasi, dan tindakan menyakiti diri sendiri tidak boleh diabaikan.
Setiap guru dan orang tua diimbau untuk lebih peka terhadap sinyal distress pada anak agar kasus serupa tidak terulang
Seorang guru BK di Boyolali mengungkap kasus kekerasan terhadap siswinya setelah melihat tanda-tanda self harm. Korban kini mendapat perlindungan dan pendampingan psikologis
Viva, Banyumas - Kepedulian guru di salah satu SMP Negeri di Boyolali, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus yang selama ini tersembunyi. Seorang siswi kelas VIII ditemukan mengalami tekanan psikologis berat hingga menunjukkan tanda-tanda menyakiti diri sendiri atau self harm.
Dari situ, terungkap fakta mengejutkan bahwa sang anak rupanya menjadi korban tindakan tidak pantas oleh kakek tirinya.
Kasus ini mencuat setelah guru Bimbingan Konseling (BK) sekolah tersebut memperhatikan perubahan perilaku siswi berinisial A yang tampak murung, sulit fokus belajar, dan sering menyendiri.
Ketika guru mencoba mendekat, ditemukan luka sayatan di tangannya.
Setelah dilakukan pendekatan psikologis, akhirnya siswi itu berani bercerita tentang peristiwa yang dialaminya di rumah. Peristiwa tersebut langsung dilaporkan ke pihak berwenang.
Kasus resmi masuk ke Polres Boyolali pada Kamis, 3 Oktober 2025.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sekolah untuk memberikan perlindungan kepada korban.
Dikutip dari wonosobozone, Sekolah sudah melakukan pendampingan intensif dan memastikan keamanan anak. Pihak sekolah siap membantu apabila dibutuhkan untuk pendampingan hukum maupun psikologis.
Menurutnya, saat ini korban sudah dipindahkan dan tinggal bersama keluarga lain untuk menjamin keselamatan serta kenyamanannya.
Tim sekolah dan DP2KBP3A juga terus memantau kondisi psikologis korban agar bisa kembali menjalani aktivitas belajar dengan tenang.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Indrawan Wira Saputra, menyebutkan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam terkait laporan tersebut.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena berawal dari kepekaan seorang guru terhadap perubahan perilaku muridnya. Banyak pihak memuji langkah cepat sekolah dalam memberikan pendampingan dan perlindungan.
Para pemerhati anak mengingatkan bahwa tanda-tanda seperti murung berkepanjangan, penurunan prestasi, dan tindakan menyakiti diri sendiri tidak boleh diabaikan.
Setiap guru dan orang tua diimbau untuk lebih peka terhadap sinyal distress pada anak agar kasus serupa tidak terulang