Duka Sepak Bola: Diogo Jota Meninggal Dunia, Ini 7 Pemain Lain yang Wafat Saat Bersinar

Kematian yang selalu mengintai siapapun
Sumber :
  • Pixabay

VIVA, Banyumas – Dunia sepak bola kembali diselimuti kabar duka. Diogo Jota, penyerang andalan Liverpool dan Timnas Portugal, dikabarkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tragis di Spanyol. Saat namanya sedang bersinar di liga paling kompetitif di dunia, takdir berkata lain. Kepergian Jota mengingatkan publik akan sisi rapuh dari kehidupan para atlet profesional.

Brasil Ancam Gugat Indonesia Jika Kematian Juliana Marins di Rinjani Terbukti Karena Kelalaian

Namun Jota bukan satu-satunya. Dalam sejarah sepak bola, sejumlah pemain hebat juga berpulang ketika karier mereka tengah menanjak atau berada di puncak. Berikut adalah kisah mereka:

1. Emiliano Sala (Argentina) – 2019

Geliat Sepak Bola Anak Cilacap! 57 Tim Ramaikan Referee Championship Seri 3

Emiliano Sala baru saja menapaki babak baru dalam hidupnya. Setelah tampil gemilang bersama Nantes di Ligue 1, ia mendapat tawaran untuk bergabung dengan Cardiff City, klub Premier League yang menjadi impian banyak pemain. Namun, kebahagiaan itu hanya sekejap. Dalam perjalanan menuju klub barunya, pesawat kecil yang ditumpanginya jatuh di Selat Inggris. Jenazahnya ditemukan setelah pencarian panjang. Dunia sepak bola pun terdiam—seorang striker berbakat berpulang sebelum sempat mencetak gol pertamanya di Inggris.

2. Marc-Vivien Foé (Kamerun) – 2003

PSG Bangkit Usai Tumbangkan Seattle Sounders 2-0, Puncaki Grup B dan Siap Rebut Gelar Juara Dunia

Pertandingan semi final Piala Konfederasi antara Kamerun dan Kolombia menjadi saksi bisu peristiwa tragis. Di menit-menit akhir laga, Marc-Vivien Foé tiba-tiba ambruk di lapangan. Semua orang terdiam. Kamera menyorot wajah rekan-rekannya yang panik, wasit yang memanggil tim medis, dan penonton yang tak tahu harus berbuat apa. Ia tidak pernah bangun lagi. Foé, sosok yang menjadi tulang punggung Kamerun, meninggal karena gagal jantung di tengah laga yang seharusnya menjadi kebanggaan negaranya.

3. Antonio Puerta (Spanyol) – 2007

Sevilla sedang bertanding di kandang sendiri ketika Antonio Puerta tiba-tiba jatuh tersungkur di lapangan. Ia sempat bangkit dan berjalan ke ruang ganti, tapi tak lama kemudian kolaps lagi. Pemain muda penuh talenta ini dirawat intensif selama tiga hari, namun akhirnya menghembuskan napas terakhir. Dunia sepak bola Spanyol kehilangan salah satu calon bintang terbesarnya. Di usianya yang baru 22 tahun, Puerta sudah dikenal sebagai bek kiri masa depan timnas.

4. Davide Astori (Italia) – 2018

Pagi itu, Fiorentina dijadwalkan bertanding melawan Udinese. Namun suasana hotel tim berubah mencekam ketika Davide Astori, sang kapten, tidak bangun dari tidurnya. Rekan setim dan staf menemukan ia telah meninggal dunia di kamar hotelnya karena serangan jantung. Dunia Serie A terpukul. Astori bukan hanya pemimpin di lapangan, tapi juga panutan di ruang ganti. Kepergiannya yang mendadak membuat banyak klub Italia mengheningkan cipta dan menunda pertandingan sebagai tanda duka.

5. Cheick Tioté (Pantai Gading) – 2017

Di lapangan latihan klubnya di Tiongkok, Cheick Tioté terlihat seperti biasa—berlatih dengan penuh semangat dan kekuatan. Namun tanpa peringatan, tubuhnya roboh. Ia dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Dunia mengenangnya sebagai gelandang tangguh yang pernah membela Newcastle United, terutama karena gol spektakulernya ke gawang Arsenal dalam comeback legendaris. Kini, Tioté hanya bisa dikenang melalui cuplikan video dan kenangan indah di hati para penggemar.

6. Piermario Morosini (Italia) – 2012

Piermario Morosini bermain untuk Livorno dalam laga Serie B yang tampak biasa saja. Namun di pertengahan pertandingan, ia jatuh dan tidak bangun lagi. Penanganan medis datang cepat, tapi tak cukup untuk menyelamatkannya. Yang menyayat hati, Morosini adalah pemain muda yang berjuang keras dalam hidup—ia kehilangan orang tua dan saudara kandung di usia muda, dan sepak bola adalah satu-satunya pelariannya. Dunia tak hanya kehilangan pemain, tetapi juga pejuang sejati kehidupan.

7. Junior Malanda (Belgia) – 2015

Mobil yang ditumpangi Junior Malanda melaju di jalan tol Jerman saat hujan deras mengguyur. Ia sedang menuju bandara untuk bertemu timnya, Wolfsburg, dan memulai paruh kedua musim Bundesliga. Namun mobil itu kehilangan kendali dan terguling. Malanda tewas di tempat. Ia baru berusia 20 tahun. Belgia kehilangan talenta muda yang digadang-gadang akan menjadi bagian penting dari generasi emas mereka. Dunia tak sempat menyaksikan potensi penuhnya.

Kematian para pemain ini mengajarkan kita bahwa gemerlap karier dan ketenaran tidak membuat seseorang kebal terhadap takdir. Kepergian Diogo Jota dan para pemain lainnya bukan sekadar catatan kelam dalam sepak bola, tapi juga pengingat bahwa di balik sorotan lampu stadion, mereka tetap manusia biasa—dengan mimpi, keluarga, dan keterbatasan.

Mari kita kenang mereka bukan hanya karena tragedinya, tapi juga karena semangat, kerja keras, dan cinta mereka terhadap sepak bola.