Gemilang di PSG, Tertekan di Timnas: Donnarumma Bersinar di Liga Champions tapi Gagal Bawa Italia Menang
- Freepik
VIVA, Banyumas – Donnarumma tampil luar biasa bersama PSG musim ini. Namun, prestasi gemilangnya di level klub belum mampu ia bawa ke tim nasional Italia yang tengah berjuang keras lolos ke Piala Dunia 2026.
Gianluigi Donnarumma baru saja mencatatkan prestasi gemilang bersama Paris Saint-Germain (PSG) yang sukses meraih gelar Liga Champions (UCL) untuk pertama kalinya dalam sejarah. Penampilan impresifnya di bawah mistar gawang menjadi kunci kesuksesan PSG musim ini.
Dalam kompetisi Ligue 1 musim 2024/2025, Donnarumma tampil dalam 24 pertandingan, mencatatkan empat clean sheet, dan melakukan 51 penyelamatan dari 76 tembakan yang mengarah ke gawang, dengan persentase penyelamatan sebesar 67,1%.
Sementara di ajang Liga Champions, ia tampil dalam 15 pertandingan, mencatatkan enam clean sheet, dan melakukan 39 penyelamatan, dengan rata-rata 2,6 penyelamatan per pertandingan.
Namun, kejayaan di level klub tak serta-merta berlanjut di level tim nasional. Donnarumma menghadapi tantangan berat dalam misinya membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2026. Dalam laga terbaru kualifikasi zona UEFA, Italia harus menelan kekalahan telak 0-3 dari Norwegia.
Tiga gol Norwegia masing-masing dicetak oleh Alexander Sørloth, Antonio Nusa, dan Erling Haaland, yang tampil dominan sepanjang pertandingan. Serangan cepat dan koordinasi lini depan Norwegia berhasil merepotkan lini belakang Italia sejak awal laga. Donnarumma yang tampil sebagai kiper utama Italia sebenarnya melakukan beberapa penyelamatan penting, namun tak mampu membendung gempuran agresif dari tim Skandinavia tersebut. Kekalahan ini pun semakin menyakitkan karena terjadi di kandang sendiri, di hadapan publik pendukung Azzurri. Akibat hasil ini, Italia harus rela turun ke posisi keempat klasemen sementara grup, sementara Norwegia melesat ke puncak dengan koleksi sembilan poin sempurna.
Hasil mengecewakan ini menjadi sinyal bahaya bagi pelatih dan seluruh skuad Azzurri. Dengan persaingan grup yang semakin ketat, setiap poin sangat berarti dalam perebutan tiket ke Piala Dunia. Italia kini tak hanya harus memperbaiki performa permainan, tetapi juga meningkatkan mentalitas bertanding. Bagi Donnarumma, ini menjadi ujian berat sebagai pemimpin lini belakang—seorang kiper yang baru saja mencicipi manisnya trofi Liga Champions, tetapi kini harus menghadapi tekanan dan kritik dari publik negaranya. Ia dituntut tampil lebih tangguh dan menjadi sosok inspiratif agar Italia mampu bangkit dan kembali menunjukkan taringnya di kancah internasional.