Banyumas Darurat Bencana: Tanggul Jebol, Sungai Meluap, Jalan Terputus Usai Hujan Deras Selama 2 Hari
- instagram @bpbd cilacap
Hujan deras di Banyumas picu longsor, banjir, dan tanggul jebol. Total 14 bencana tercatat, sejumlah akses jalan terputus dan permukiman warga terancam
Viva, Banyumas - Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memasuki status darurat bencana setelah hujan deras mengguyur wilayah ini selama dua hari berturut-turut pada Rabu hingga Kamis (10–11/9/2025). Dampak hujan ekstrem tersebut memicu serangkaian bencana alam, mulai dari tanah longsor, banjir luapan, tanggul jebol, hingga pohon tumbang.
Berdasarkan laporan terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, total ada 14 kejadian bencana yang tersebar di lima zona pemantauan. Kondisi ini membuat masyarakat di wilayah perbukitan maupun perkotaan harus meningkatkan kewaspadaan. Salah satu peristiwa terbesar terjadi di Kecamatan Kebasen, tepatnya di Desa Sawangan.
Tanggul Sungai Perwaton dilaporkan jebol sehingga air meluap dan merendam kawasan permukiman. Banjir ini menutup akses jalan dan mengganggu aktivitas warga. Sementara itu, di Desa Sidamulih, jembatan Kali Sungkalan roboh akibat tergerus longsor, menyebabkan konektivitas antarwilayah terputus.
Di Kecamatan Rawalo, bencana tanah longsor juga melanda area Bendung Gerak Serayu. Tebing yang longsor membawa pohon pinus dan jati hingga menimpa sebuah mobil serta menutup jalan Rawalo–Patikraja. Material longsor dengan dimensi 30 meter panjang, 10 meter lebar, dan 7 meter tinggi, menimbulkan kerusakan cukup parah.
Kawasan Cilongok termasuk wilayah paling terdampak dengan tiga titik longsor yang menutup jalan dan mengancam rumah warga di Desa Gununglurah serta Desa Cipete. Hal serupa terjadi di Kecamatan Purwojati, Gumelar, hingga Ajibarang, di mana akses jalan desa dan jalur antarwilayah terganggu akibat material longsor maupun luapan sungai.
Tak hanya di pedesaan, wilayah perkotaan pun terdampak. Pohon tumbang dilaporkan di Jl. Veteran, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, serta di Jl. Ampel, Desa Kedungwringin, Kecamatan Patikraja. Peristiwa ini menambah daftar panjang gangguan akses transportasi di Banyumas.