Cilacap Darurat HIV AIDS: 128 Kasus Baru Ditemukan Hingga Agustus 2025 dan 1080 Pasien Masih Jalani Pengobatan
- pexel @Anna Shvets
Lonjakan HIV/AIDS di Cilacap capai 128 kasus baru hingga Agustus 2025. Total 1.080 pasien masih dirawat, mayoritas usia produktif. Dinkes beri peringatan serius
Viva, Banyumas - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes) Kabupaten Cilacap melaporkan adanya lonjakan signifikan kasus HIV/AIDS sepanjang tahun 2025. Hingga Agustus, tercatat 128 kasus baru ditemukan, menambah total pasien yang masih dalam pengobatan hingga mencapai 1.080 orang.
Data ini memantik perhatian serius lantaran sebagian besar kasus baru ditemukan pada kelompok usia produktif. Hutomo Eko Prasetyo, Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Langsung (P2PL) Imunisasi dan Kebencanaan, menyebut kondisi ini sangat mengkhawatirkan.
Dikutip dari akun Instagram Pesona Cilacap, Hutomo menjelaskan Dari 128 kasus baru yang kami temukan tahun ini, mayoritas penderitanya adalah usia produktif, yaitu antara 20 hingga 49 tahun, sebanyak 99 orang.
Menurutnya, tren ini mengindikasikan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perilaku hidup sehat dan pencegahan penularan HIV/AIDS. Faktor risiko terbesar yang ditemukan di lapangan antara lain hubungan seksual berisiko tanpa pengaman serta kurangnya edukasi mengenai kesehatan reproduksi.
Dinkes Cilacap terus berupaya melakukan langkah penanggulangan melalui tes VCT (Voluntary Counseling and Testing), pendampingan pasien, serta edukasi intensif di masyarakat. Program literasi kesehatan reproduksi juga digencarkan, terutama untuk kelompok usia muda dan produktif.
Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan berbagai lembaga dan komunitas untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan. Hutomo menambahkan Dinkes Cilacap mendorong masyarakat agar tidak takut memeriksakan diri.
Deteksi dini sangat penting agar pasien bisa segera mendapatkan terapi ARV. Tingginya angka kasus di Cilacap juga menjadi alarm bagi dunia kerja dan pendidikan.
Usia produktif yang terdampak menunjukkan bahwa HIV/AIDS bukan sekadar isu kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada keberlangsungan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia.
Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinkes menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor, mulai dari pendidikan, organisasi masyarakat, hingga tokoh agama, untuk bersama-sama membangun kesadaran.
Penekanan stigma terhadap pasien juga harus diminimalisir agar penderita mau terbuka dan patuh menjalani pengobatan. Dengan jumlah kasus yang terus meningkat, Cilacap kini masuk dalam kategori darurat HIV/AIDS.
Kondisi ini diharapkan menjadi momentum bagi semua pihak untuk lebih peduli, tidak hanya dalam aspek pencegahan, tetapi juga pendampingan sosial dan dukungan psikologis bagi para penderita.
Masyarakat diimbau untuk menjaga pola hidup sehat, menghindari perilaku berisiko, serta aktif mengikuti program edukasi kesehatan yang digelar pemerintah maupun lembaga terkait. Langkah bersama menjadi kunci dalam menekan laju penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Cilacap