Bukan Intel! Pengemudi Ojol Peserta Dialog dengan Gibran Ungkap Identitas Aslinya Lulusan Sarjana Hukum
- instagram @setwapres.ri
Namun, Rahman membantah keras tuduhan tersebut. “Kata taruna dipakai untuk menyebut anggota baru atau mereka yang belum punya jabatan di komunitas. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan militer,” jelasnya. Kontroversi semakin mencuat setelah sejumlah warganet menilai bahwa driver yang hadir tidak mewakili suara mayoritas pengemudi ojol di Indonesia.
Ada pula tudingan bahwa sosok-sosok yang hadir hanyalah “wayang” yang dipilih untuk menciptakan kesan positif bagi pemerintah. Rahman menanggapi hal ini dengan menegaskan bahwa kehadirannya semata-mata untuk mewakili komunitas dan menyampaikan aspirasi secara langsung.
“Saya hadir sebagai driver aktif. Pertemuan ini adalah bentuk partisipasi nyata pengemudi dalam ruang dialog dengan pemerintah,” ungkapnya.
Polarisasi opini publik di media sosial menunjukkan bahwa pertemuan antara perwakilan ojol dan Wapres Gibran masih menyisakan pro-kontra. Meski begitu, pernyataan Rahman Thohir diharapkan dapat memperjelas situasi sekaligus menghapus keraguan soal keaslian peserta pertemuan.
Kasus ini juga membuka diskusi lebih luas tentang pentingnya menghargai profesi ojol sebagai bagian dari masyarakat modern, yang beragam latar belakang pendidikan maupun sosialnya. Dengan klarifikasi ini, Rahman berharap tudingan miring terhadap dirinya maupun rekan-rekan ojol dapat diluruskan.