Opang di Sekitar Stasiun Purwokerto Penghasilan Menjerit, Imbas Persaingan dengan Ojol
- Tangkapan layar/Instagram @infoseputarpurwokerto
Banyumas – Ojek pangkalan (opang) di sekitar Stasiun Purwokerto mengeluhkan penurunan pendapatan yang drastis akibat persaingan dengan ojek online (ojol).
Hal ini membuat mereka menolak wacana ojol bisa menjemput penumpang sampai area stasiun Purwokerto.
Pernyataan disampaikan salah satu opang Stasiun Purwokerto, Sugeng, dalam audiensi dengan perwakilan ojol di Gedung DPRD Banyumas, Jumat (22/8/2025).
"Ketika ojol masuk ke stasiun, apa yang terjadi dengan kami? Kami cuma dapat ampasnya saja, sedikit sekali," ujar Sugeng.
Audiensi tersebut digelar untuk mencari solusi terkait aturan zona merah, yaitu area terlarang bagi ojol menjemput penumpang di sekitar stasiun.
Saat ini, zona merah berlaku di pintu timur stasiun.
Ojol dilarang menjemput penumpang dalam jarak tertentu dari pintu timur.
Namun, aturan ini tidak berlaku di pintu barat.
Opang menganggap keberadaan ojol di stasiun membuat mereka kesulitan mendapat penumpang.
Dalam audiensi itu, Ketua Umum Driver Online Banyumas Raya Kompak (Dobrak), Anggoro Rino Pambudi, menilai kesepakatan mengenai zona merah sudah tidak relevan.
la meminta zona merah dipersempit agar penumpang kereta tak perlu berjalan jauh untuk menggunakan jasa ojol.
"Titik penjemputan dari semula di sisi selatan dekat TK YWKA, kami usulkan dipindah ke area Mess Serayu. Di timur, dari Toko Derisa dimajukan ke depan Hotel Mulya. Sementara di utara, sebelumnya di rumah Pak Marjoko, kami usulkan lebih dekat ke pintu masuk," kata Anggoro