Pesawat Tempur J-20 vs F-22: Benarkah Ambisi China Mampu Menumbangkan Dominasi Udara Amerika Serikat?
- slashgear.com
VIVA, Banyumas – Pesawat tempur adalah simbol kekuatan militer sekaligus instrumen strategis dalam menjaga kedaulatan sebuah negara.
Dalam dunia modern, pesawat tempur generasi kelima menjadi penentu superioritas udara, bukan hanya karena kecepatan dan daya gempurnya, tetapi juga teknologi siluman (stealth) yang mampu menghindari radar musuh.
China, melalui Chengdu J-20 atau yang dijuluki Mighty Dragon, kini tampil sebagai penantang serius terhadap dominasi Amerika Serikat di langit dunia.
Dalam satu dekade terakhir, China berhasil melahirkan sejumlah pesawat tempur modern seperti Chengdu J-10C, JF-17 Thunder, hingga Shenyang J-15.
Namun, posisi tertinggi ditempati oleh Chengdu J-20 “Mighty Dragon”, pesawat tempur siluman generasi kelima yang dikembangkan untuk menyaingi F-22 Raptor dan F-35 Lightning II milik Amerika Serikat.
J-20 dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara, lengkap dengan mesin ganda dan teknologi siluman.
Awalnya, jet ini menggunakan mesin impor Rusia, Saturn AL-31FM2, namun kemudian beralih ke mesin Shenyang WS-10B buatan lokal, yang mampu menghasilkan dorongan sekitar 30.000 pon.
Ambisi terbesar China adalah menyempurnakan mesin WS-15, yang diproyeksikan akan memberi J-20 kemampuan supercruise dan manuver canggih setara dengan F-22.
Spesifikasi dan Kekuatan J-20
Meski data spesifik China kerap dirahasiakan, sejumlah laporan menyebutkan bahwa J-20 memiliki:
- Kecepatan maksimum: 1.534 mil per jam (sekitar Mach 2).
- Tingkat pendakian: 60.000 kaki per menit.
- Radius tempur: 1.200–2.200 km, lebih jauh dibanding F-22.
- Langit-langit layanan: 60.000 kaki.
- Kapasitas senjata: hingga 6 rudal di teluk internal, menjaga kemampuan silumannya.
Dari sisi desain, J-20 terinspirasi dari F-22 Raptor dan YF-23 Amerika, namun dengan sayap delta dan canards yang memberikan keunggulan manuver, meski beberapa pakar menilai hal ini mengurangi efektivitas silumannya.
Perbandingan dengan F-22 Raptor
Jika berbicara teknologi, F-22 Raptor masih dianggap sebagai pesawat tempur generasi kelima paling mumpuni.
Jet buatan Lockheed Martin ini mampu melaju dengan kecepatan jelajah Mach 1.82 tanpa afterburner dan mencapai Mach 2.25 saat maksimum.
Radius tempurnya lebih pendek dibanding J-20, yakni sekitar 850–1.100 km, tetapi Amerika memiliki keunggulan dengan jaringan pengisian bahan bakar udara yang sangat luas.
Selain itu, F-22 mampu membawa delapan rudal dalam teluk internalnya, dua lebih banyak dibanding J-20, serta ditenagai mesin Pratt & Whitney F119-PW-100 dengan dorongan masing-masing 35.000 pon.
Hal ini membuat Raptor tetap unggul dalam kecepatan, tenaga, dan teknologi siluman.
Posisi J-20 dalam Peta Global Pesawat Tempur
Dilansir dari slashgear.com, hingga tahun 2025, hanya Amerika Serikat dan China yang memiliki armada pesawat tempur siluman generasi kelima dalam jumlah signifikan.
Rusia dengan Sukhoi Su-57 masih tertinggal dalam hal produksi, hanya memiliki sekitar 44 unit aktif.
Hal ini menjadikan J-20 satu-satunya pesaing nyata bagi F-22 dan F-35 di arena internasional.
China terus berinvestasi besar dalam pengembangan teknologi ini. Nilai anggaran pertahanan yang dialokasikan untuk program pesawat tempur dilaporkan mencapai triliunan Rupiah setiap tahunnya, menandakan keseriusan Beijing dalam mengejar ketertinggalan dari Washington
Walaupun masih memiliki keterbatasan, terutama di sektor mesin, J-20 terus mengalami peningkatan signifikan.
Radar terbaru yang dipasang diklaim mampu mendeteksi target tiga kali lebih jauh dari generasi sebelumnya.
Dengan pengembangan mesin WS-15, J-20 berpotensi memiliki kemampuan manuver canggih layaknya F-22.
Ke depan, banyak analis militer menilai bahwa persaingan tidak akan berhenti di generasi kelima.
Baik Amerika maupun China sudah mengembangkan pesawat tempur generasi keenam, yang diprediksi akan membawa teknologi kecerdasan buatan (AI), sistem tanpa awak, hingga senjata energi terarah.