Jet Tempur Paling Efisien: F35 Hingga Su57, Siapa Pemenang Hemat Bahan Bakar

Ilustrasi F35 Lightning II, jet tempur efisien hemat bahan bakar
Sumber :
  • pexel @Cristian Benavides

Viva, Banyumas - Efisiensi bahan bakar pada jet tempur modern bukan sekadar soal menghemat biaya operasi. Faktor ini menentukan seberapa lama pesawat bisa bertahan di udara dan seberapa jauh misi dapat dijalankan tanpa pengisian ulang. Laporan pertahanan terbaru mencatat, jet tempur bisa menghabiskan lebih dari 20.000 liter bahan bakar per jam saat operasi penuh.

Biaya Operasional Selangit! Ini 5 Jet Tempur Termahal Saat Ini

Karena itu, penghematan bahan bakar menjadi fokus utama industri pertahanan global. Dikutip dari Wionews, Salah satu jet tempur yang dikenal unggul dalam efisiensi bahan bakar adalah Lockheed Martin F-35 Lightning II. Pesawat ini menggunakan mesin Pratt & Whitney F135 dengan daya dorong 28.000 pon.

Desain siluman dan aerodinamisnya mampu menurunkan hambatan udara hingga 10–15 persen dibandingkan pendahulunya. Dengan kapasitas bahan bakar internal, F-35 dapat terbang lebih dari 1.200 km tanpa perlu pengisian ulang.

7 Rahasia Ganas Sukhoi Su 57, Jet Tempur Siluman Rusia Penantang F22 dan F35

Sementara itu, F-22 Raptor menghadirkan teknologi andalan bernama supercruise, yang memungkinkan terbang pada kecepatan Mach 1,5 tanpa afterburner. Konsumsi bahan bakar berkurang hingga 30–40 persen saat melaju cepat.

Dua mesin Pratt & Whitney F119 dengan daya dorong masing-masing 35.000 pon menjadi kunci performanya. Di sisi biaya operasional, Saab JAS 39 Gripen menjadi favorit karena efisiensinya. Dengan mesin RM12, Gripen hanya mengonsumsi sekitar 2.900 kg bahan bakar per jam pada daya penuh. Bobot kosongnya 6.800 kg membuat pesawat ini lebih ringan dibandingkan pesaing, dan biaya operasional per jamnya 40 persen lebih rendah.

Gudang Senjata Terbang: 5 Jet Tempur dengan Beban Persenjataan Terdahsyat

Dassault Rafale asal Prancis menghadirkan keunggulan bahan bakar cerdas. Mesin Snecma M88 dapat memanfaatkan campuran biofuel dan minyak tanah, menekan emisi karbon sekaligus meningkatkan efisiensi hingga 20 persen pada misi jarak jauh.

Indonesia telah memesan 42 unit Rafale, yang dijadwalkan tiba mulai awal 2026. Tidak kalah canggih, Eurofighter Typhoon menggunakan material komposit hingga 40 persen dari total bobot, mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 12 persen saat jelajah.

Sementara itu, Sukhoi Su-57 generasi kelima Rusia mampu menempuh 3.500 km dengan bahan bakar internal, berkat mesin Saturn Izdeliye 30 dan kemampuan supercruise Mach 1,3.

Dengan berbagai inovasi mesin, desain aerodinamis, dan bahan bakar cerdas, efisiensi bahan bakar menjadi penentu strategi tempur dan daya jelajah jet tempur modern. Industri pertahanan terus berinovasi demi pesawat lebih hemat dan misi lebih efektif