Bukan Sekadar Jual Pesawat Tempur, AS Tawarkan F-16 Block 70 Plus Transfer Teknologi Canggih untuk Filipina
- armyrecognition.com
VIVA, Banyumas – Lockheed Martin mengumumkan pada 12 Agustus 2025 bahwa mereka memperluas paket kolaborasi industri untuk memperkuat tawaran F-16 Block 70 dalam program Pesawat Tempur Multiperan Angkatan Udara Filipina.
Langkah ini bukan hanya soal penjualan pesawat, tetapi juga membangun kemitraan strategis yang melibatkan Southern Methodist University (SMU), industri lokal, dan universitas di Filipina.
Dalam paket baru ini, akan dibangun fasilitas penelitian dan pelatihan mutakhir di Filipina. Fasilitas ini akan menjadi pusat transfer teknologi, inkubasi startup, dan pengembangan tenaga ahli di bidang kedirgantaraan.
Tujuannya sejalan dengan strategi Postur Pertahanan Mandiri Filipina, sehingga negara tersebut dapat mengurangi ketergantungan pada dukungan luar negeri.
Kerja sama ini juga mencakup pelatihan teknik manufaktur modern, seperti manufaktur aditif untuk komponen pesawat, fabrikasi komposit otomatis, pemesinan CNC presisi, hingga pemeliharaan berbasis AI.
Dengan adanya laboratorium inovasi nasional, Filipina berpotensi menjadi pusat regional perawatan dan perbaikan jet tempur canggih.
Keunggulan F-16 Block 70
Dilansir dari armyrecognition.com, Pesawat Tempur F-16 Block 70 adalah versi tercanggih dari seri Fighting Falcon, yang terkenal tangguh di medan tempur.
Pesawat ini dilengkapi Radar AESA AN/APG-83 yang mampu melacak target udara dan darat dari jarak jauh serta mendukung serangan presisi.
Sistem avioniknya memungkinkan peningkatan cepat dan integrasi senjata terbaru, menjadikannya platform multiperan yang fleksibel.
Ditenagai mesin General Electric F110-GE-129 dengan daya dorong 29.000 pon, pesawat ini mampu terbang lebih dari Mach 2 dan membawa muatan senjata hingga 17.000 pon.
Kemampuannya meliputi superioritas udara, serangan darat, hingga pertahanan maritim dengan rudal antikapal jarak jauh.
Dampak Strategis di Asia Tenggara
Langkah AS ini tidak terlepas dari dinamika keamanan di Asia Tenggara, terutama ketegangan di Laut Cina Selatan akibat meningkatnya militerisasi Tiongkok.
Filipina memiliki posisi strategis di jalur laut internasional, sehingga penguatan militernya menjadi penting bagi stabilitas kawasan.
Dengan menggabungkan pengadaan pesawat tempur dan pembangunan ekosistem industri pertahanan lokal, AS memperkuat hubungan strategisnya dengan Filipina.
Bagi Manila, akuisisi F-16 Block 70 berarti peningkatan daya tangkal, kemampuan interoperabilitas dengan sekutu, dan posisi yang lebih kuat dalam menjaga Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.