Tragedi Paragliding di Bali: 2 WN Korea Tewas Terjatuh ke Laut
- pexel @alexandre saraiva carniato
Viva, Banyumas - Sebuah insiden tragis terjadi di Bali saat dua warga negara Korea Selatan tewas setelah jatuh ke laut saat melakukan olahraga paragliding. Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Rabu, 17 Juli 2025, sekitar pukul 12.30 WITA di salah satu destinasi paragliding populer di Bali.
Kedua korban yang tewas jatuh ke laut saat Paragliding di Bali diketahui adalah seorang pria berusia 43 tahun dan wanita berusia 41 tahun.
Berdasarkan laporan dari media lokal dan pernyataan pihak berwenang pada 22 Juli 2025, keduanya merupakan pemegang lisensi paragliding resmi dari Korea Selatan dan memiliki pengalaman panjang dalam olahraga ini.
Mereka datang ke Bali pada 11 Juli bersama rombongan untuk mengikuti tur paragliding dan telah melakukan terbang tandem setiap hari sejak 12 Juli hingga hari kejadian.
Menurut kesaksian beberapa saksi mata dan pemandu lokal, pada saat kejadian kondisi cuaca mendadak berubah ekstrem. Angin kencang tiba-tiba datang dan mengacaukan jalur penerbangan para peserta paragliding.
Kedua korban diduga tidak mampu mengontrol parasut mereka dan akhirnya terhempas ke laut.
"Begitu terjebak dalam pusaran angin, mereka gagal mendarat dan jatuh langsung ke laut. Peralatan paragliding yang mereka pakai juga tidak berhasil dilepaskan sehingga menyulitkan proses penyelamatan," ujar seorang saksi di lokasi kejadian yang dikutip dari Chosun.
Tim penyelamat gabungan dari Basarnas Bali dan petugas setempat langsung melakukan evakuasi. Sayangnya, kedua korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa beberapa waktu kemudian. Berdasarkan pemeriksaan awal, penyebab kematian diduga akibat tenggelam karena tidak dapat melepaskan peralatan yang berat di tengah laut.
Pihak keluarga korban dilaporkan telah menolak autopsi dan memilih agar jenazah segera dikremasi di Bali.
Proses kremasi telah dilakukan dan abu jenazah akan dibawa kembali ke Korea Selatan. Pihak kepolisian setempat mengimbau agar setiap aktivitas paragliding dilakukan dengan pengawasan ketat, memperhatikan kondisi cuaca, serta penggunaan alat keselamatan yang sesuai standar internasional.
Tragedi ini menjadi peringatan penting bagi seluruh pelaku wisata petualangan agar meningkatkan kewaspadaan demi keselamatan wisatawan