Skandal Miss Golf Thailand: Memeras 9 Biksu dengan Video Syur Untung Rp170 Miliar

Ilustrasi Skandal Miss Golf Thailand dan Biksu
Sumber :
  • pexel @pixabay

Viva, Banyumas - Khemaporn Srithanapong, mantan finalis kontes kecantikan Miss Golf Thailand 2019, kini mendadak jadi sorotan publik dan media internasional setelah ditangkap atas tuduhan pemerasan terhadap sembilan biksu di Thailand. Modus yang dilakukan Khemaporn dinilai sangat terencana, penuh tipu daya, dan berhasil meraup keuntungan fantastis senilai 385 juta baht atau sekitar Rp170 miliar.

Siapa Andy Byron CEO Astronomer yang Kena Skandal Perselingkuhan di Konser Coldplay

Kasus ini terkuak pada pertengahan Juni 2025 ketika kepolisian Thailand mulai menyelidiki laporan dari sebuah wihara di Bangkok. Seorang kepala biara secara mendadak meninggalkan tempat tinggalnya usai mengaku menjadi korban pemerasan oleh seorang perempuan yang dijuluki "Miss Golf".

Menurut penyelidikan awal, perempuan tersebut menjalin hubungan pribadi dengan para biksu. Dalam prosesnya, ia diam-diam merekam berbagai adegan intim dan menggunakan rekaman tersebut sebagai alat pemerasan.

DPU Banyumas Rampungkan Rehabilitasi Irigasi Tlaganangka, Petani Diuntungkan Karena Ini

Salah satu korban bahkan disebut-sebut mentransfer uang tunjangan anak sebesar lebih dari 7 juta baht setelah Khemaporn mengaku hamil dari hasil hubungan tersebut.

Dikutip dari Times Of India, Polisi menyatakan bahwa total uang yang berhasil dikuras Khemaporn dari sembilan biksu tersebut mencapai Rp170 miliar.

Skandal Rp50 Juta di Polres Bantaeng Sulsel, Pengepul Togel Akui Setor Rp 2 Juta Per Bulan ke Kapolsek

Ia disebut memiliki "modus operandi" yang sama di setiap kasus: menjalin kedekatan, menciptakan hubungan yang bersifat personal, lalu memeras korban dengan rekaman atau ancaman publikasi.

Sampai saat ini, Khemaporn menjadi satu-satunya tersangka resmi dan telah ditahan oleh pihak berwenang. Sementara itu, sembilan biksu yang terlibat masih diperiksa sebagai korban.

Namun, Dewan Sangha Thailand menegaskan bahwa mereka tetap akan melakukan penyelidikan internal terhadap para biksu tersebut karena dinilai melanggar etika kebiksuan.

Skandal ini mengguncang masyarakat Thailand karena menyangkut institusi keagamaan yang selama ini dihormati. Banyak warga mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap para biksu yang seharusnya menjalani kehidupan suci dan menjauh dari urusan duniawi.

Pakar sosial menyebut kasus ini bisa berdampak jangka panjang pada citra agama Buddha di Thailand, yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk penganut agama tersebut.

Penyelidikan lanjutan masih berlangsung, dan pihak kepolisian membuka kemungkinan adanya korban lain yang belum melapor.

Kasus Khemaporn Srithanapong menjadi pengingat keras bahwa kejahatan bisa menyusup di balik topeng kecantikan dan pesona, bahkan menembus batas tempat yang dianggap suci