Tragis! Balita 2 Tahun di Ngawi Tewas Usai Tak Sengaja Minum Pertalite

Ilustrasi Balita di Ngawi Tewas Tak Sengaja Minum Pertalite
Sumber :
  • pexel @pixabay

Viva, Banyumas - Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Seorang balita berusia 2 tahun berinisial MA, warga Kelurahan Ketanggi, meninggal dunia setelah diduga tak sengaja meminum bahan bakar minyak jenis pertalite. Kejadian memilukan ini terjadi pada Rabu pagi (2/7/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.

Kasus Sambo Terulang? Brigadir Nurhadi Anggota Polda NTB Tewas, 2 Atasan Ditangkap!

Menurut penuturan keluarga, insiden tersebut bermula ketika sang balita yang berusia 2 tahun tengah bermain di sekitar rumah di Kabupaten NgAWI. Saat itu, tanpa disadari orang dewasa di sekitarnya, korban menjangkau wadah berisi pertalite yang kemungkinan diletakkan terlalu terbuka atau dalam jangkauan anak-anak.

Kakek korban balita 2 tahun yang tewas usai tak sengaja minum Pertalite, Harianto, mengungkapkan bahwa cucunya ditemukan dalam kondisi lemas dan muntah setelah menenggak cairan berbahaya tersebut.

Misteri WNI Tewas di Bandara Incheon, Jatuh dari Lantai 3 Menuju Basement

Keluarga segera membawa MA ke RSUD dr. Soeroto Ngawi untuk mendapat penanganan medis. Sayangnya, nyawa sang bocah tak dapat diselamatkan. MA dinyatakan meninggal dunia beberapa saat setelah menjalani perawatan intensif.

Insiden bayi 2 tahun di ngawi yang tewas gegara tak sengaja minum pertalite ini langsung menyita perhatian warga sekitar dan menjadi peringatan keras bagi para orang tua maupun pengasuh anak untuk selalu waspada terhadap benda berbahaya di sekitar rumah.

Miris! Seorang Balita Tutup Usia Usai Tenggelam di Sungai Lebo, Batang

Apalagi, cairan seperti bensin, pertalite, atau bahan kimia rumah tangga lain sangat mudah tertelan oleh anak-anak yang belum memahami bahaya. Pihak rumah sakit menyebut bahwa kandungan kimia dalam pertalite dapat merusak organ vital bila tertelan, terutama oleh anak-anak.

Efeknya bisa sangat cepat dan fatal, terutama jika tidak segera ditangani atau jumlah yang tertelan cukup banyak. Kasus ini juga menjadi alarm bagi masyarakat luas akan pentingnya keamanan lingkungan rumah.

Penempatan bahan-bahan berbahaya harus dilakukan dengan sangat hati-hati, tidak boleh berada dalam jangkauan anak-anak, dan wajib diberi penanda atau disimpan di tempat tertutup rapat.

Pemerintah daerah serta petugas kesehatan pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, khususnya balita, yang memiliki rasa ingin tahu tinggi namun belum memiliki kemampuan membedakan mana yang aman dan berbahaya.

Tragedi yang menimpa balita MA di Ngawi ini menjadi pelajaran berharga agar peristiwa serupa tidak terulang. Kewaspadaan dan perhatian penuh dari keluarga adalah kunci utama keselamatan anak-anak di rumah