Geger 17 Ventilator Seharga Rp 5M Hilang! Gubernur Babel Murka Nonaktifkan Direktur RSUD Soekarno

Gubernur Babel nonaktifkan direktur RSUD usai ventilator hilang
Sumber :
  • instagram @hidayatarsani.official

Viva, Banyumas - Kabar menghebohkan datang dari Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Sebanyak 17 unit ventilator milik RSUD Dr (H.C) Ir Soekarno seharga Rp 5 Miliar dilaporkan hilang tanpa jejak.

Waspada! 5 Weton Ini Ternyata Paling Pandai Selingkuh Diam-Diam, Apakah Pasanganmu Termasuk?

Ventilator merupakan alat bantu pernapasan penting dalam penanganan pasien, terutama di unit gawat darurat dan ruang ICU. Menanggapi kejadian serius ini, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, langsung mengambil tindakan tegas.

Ia memutuskan untuk menonaktifkan Direktur RSUD, dr Ira Ajeng Astried, karena dianggap lalai dalam menjaga dan mengamankan fasilitas alat medis yang sangat vital bagi keselamatan pasien.

Lahir Sabtu Kliwon? 7 Fakta Mistis Ini Bisa Jadi Alasan Kenapa Kamu Selalu Dikejar Energi Gaib!

Keputusan ini disampaikan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan upaya memperbaiki manajemen rumah sakit.

Menurut laporan yang dikutip dari akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, nilai satu unit ventilator diperkirakan mencapai lebih dari Rp 300 juta. Dengan hilangnya 17 unit, maka total kerugian negara diperkirakan lebih dari Rp 5 miliar.

Apakah Kamu Lahir di Weton Mematikan Ini? Primbon Jawa Sebut Punya Daya Spiritual Paling Berbahaya

Tak hanya menimbulkan kerugian material, hilangnya alat ini juga berdampak langsung pada penurunan kualitas layanan medis yang diberikan kepada pasien di RSUD tersebut.

Gubernur Hidayat menegaskan bahwa ventilator adalah alat yang sangat krusial dalam penanganan kondisi kritis pasien, sehingga kelalaiannya tidak bisa dianggap sepele.

Ia juga menyayangkan sikap pihak RSUD yang dinilai lamban dan kurang proaktif dalam menangani hilangnya alat tersebut, padahal kasus ini telah berlangsung selama lebih dari satu tahun. Saat ini, keberadaan 17 unit ventilator tersebut masih belum diketahui.

Pemerintah daerah telah menyampaikan bahwa mereka akan melibatkan aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Investigasi dilakukan guna memastikan siapa pihak yang bertanggung jawab dan untuk menghindari potensi kejadian serupa di masa depan.

Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyangkut fasilitas kesehatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

Pemerintah daerah berkomitmen menindaklanjuti setiap pelanggaran dan memastikan pelayanan rumah sakit tetap berjalan optimal.

Gubernur juga meminta semua instansi kesehatan di wilayahnya untuk meningkatkan sistem pengawasan terhadap aset-aset negara, terutama alat medis yang bernilai tinggi